Startup alias perusahaan rintisan memang semakin menjamur di industri Tanah Air. Fenomena yang telah menjadi tren bisnis digital ini pun membuktikan kalau startup mencetak inovasi dari SDM (sumber daya manusia) Indonesia dari berbagai lapisan, baik itu kalangan kampus maupun masyarakat biasa.
Dengan peluang besar tersebut, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) pun mengadakan program akselerasi dan pendanaan startup.
Menariknya, Kemristekdikti ternyata sudah mencetak sekitar 1.200 startup lokal selama beberapa tahun terakhir. Startup tersebut berasal dari sektor pangan, kesehatan, energi, transportasi, dan beberapa lainnya.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, keberhasilan skema pengawalan serta pengayaan produk riset dan teknologi yang dilakukan ke berbagai kalangan, harus terus dipertahankan dan disosialisasikan ke masyarakat.
"Semua inovasi yang kami inisiasi dan dukung adalah bukti dari peningkatan kualitas SDM dan dukungan berbagai pihak, termasuk swasta nasional," kata Nasir kepada media, Kamis (28/3/2019) malam.
"Karya yang banyak dihasilkan generasi milenial kita kebanyakan berasal dari niatan menjawab, bukan hanya kebutuhan industri tetapi justru banyak yang berawal dari praktik kehidupan masyarakat sehari-hari," tambahnya.
Upaya menyaring startup lokal ala Kemristekdikti bisa dibilang berbeda dengan akselerator lain pada umumnya.