Dukungan untuk Industri Makanan dan Minuman Dalam Negeri Harus Semakin Kuat

Photo Author
- Senin, 17 Oktober 2022 | 20:35 WIB
 Jumlah generasi milenial saat ini lebih dari 53 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada kebutuhan produk baru yang mempercepat pertumbuhan industri baru. (Istimewa)
Jumlah generasi milenial saat ini lebih dari 53 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada kebutuhan produk baru yang mempercepat pertumbuhan industri baru. (Istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Ada kecenderungan generasi milenial mencari produk baru. Karena generasi ini lebih konsen pada kesehatan.


Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman di Jakarta, Senin (17/10/2022).


Ia menyebut, jumlah generasi milenial saat ini lebih dari 53 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada kebutuhan produk baru yang mempercepat pertumbuhan industri baru.


“Beberapa survei, mereka (generasi milenial) tidak loyal produk yang ada. Mereka lebih banyak mencari produk baru, sehingga mendorong pertumbuhan industri baru,” katanya.


Dengan pemenuhan kebutuhan baru tersebut, dikatakan dia, pemerintah harus memberi dukungan kepada industri makanan dan minuman. Dengan percepatan izin dan regulasi.


“Ini menjadi tantangan industri di Indonesia. Kalau tidak dukungan pemerintah, inovasi bisa tertinggal,” ungkapnya.


“Seperti di Singapura, ada percepatan izin dan regulasi yang sangat mendukung industri,” imbuhnya.


Ia menuturkan, percepatan regulasi tersebut akan membantu pemerintah membangun kesehatan masyarakat. Sehingga bisa menekan anggaran kesehatan.


“Kalau kesehatan masyarakat sudah terbangun, pemerintah bisa kurangi biaya kesehatan,” katanya.


Di tempat yang sama, General Manager of Kerry Indonesia William Kelly, mengatakan, dengan nutrisi berkelanjutan memungkinkan konsumen mengonsumsi produk makanan dan minuman dengan rasa enak tanpa mengesampingkan aspek nutrisi.


Selain itu, menurut dia, kebiasaan tersebut berdampak positif bagi lingkungan hidup. “Butuh kolaborasi dan kerja sama dari pelaku industri untuk bergerak dan menghadirkan makanan dengan rasa yang lebih baik, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan,” katanya.(Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X