Wow.., Ekonomi Digital Indonesia Menuju USD 360 Miliar

Photo Author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 11:25 WIB
 pertumbuhan ekonomi digital yang aman juga berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat (Fourtrezz)
pertumbuhan ekonomi digital yang aman juga berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat (Fourtrezz)

Jakarta - Indonesia memasuki fase percepatan transformasi digital sebagai bagian dari upaya pemerintah membangun ekonomi digital yang inklusif, modern, dan berkelanjutan. Potensi pertumbuhan sektor ini terus meningkat, bahkan diproyeksikan mencapai USD 360 miliar pada tahun 2030, melonjak dari capaian USD 90 miliar pada 2024.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa sektor keuangan digital menjadi salah satu motor penggerak ekonomi digital Indonesia. Salah satunya melalui adopsi pembayaran digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang makin meluas di berbagai daerah.Hingga Semester I 2025, Bank Indonesia mencatat 57 juta pengguna QRIS, dengan 39,3 juta merchant—di mana 93,16 persen merupakan pelaku UMKM.

“Kita menyadari bahwa bersama peluang besar ini, muncul pula tantangan baru yaitu bagaimana memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ujar Airlangga dalam pembukaan FEKDI dan IFSE 2025 di Jakarta dikutip Selasa (9/12/2025).

Baca Juga: Warga Tuntut Pemerintah Banyumas Tutup Permanen Tambang PT DBA

Pemerintah juga terus mendorong digitalisasi UMKM, peningkatan investasi asing, serta penguatan perusahaan nasional guna mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.


Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada 2029. Namun percepatan transformasi digital tidak dapat bergantung pada APBN saja. Dibutuhkan skema pendanaan yang lebih fleksibel dan profesional, salah satunya melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Danantara dibentuk untuk mengelola aset strategis negara sekaligus menarik minat co-investment global. Dengan begitu, proyek strategis nasional dapat memperoleh pendanaan mandiri tanpa terlalu bergantung pada modal asing. Tujuannya tak lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, serta mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) bagi kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: MTsN 9 Bantul Terima Tiga Penghargaan HAB ke-80

Pada peta jalan investasi 2026, Danantara Investment Management (DIM) memegang mandat ganda: menghasilkan imbal hasil berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi nasional. Pendekatannya menggabungkan investasi jangka panjang dengan penempatan aset privat maupun publik yang memberikan arus kas stabil.

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X