Ekspor Mebel dan Kerajinan DIY Diprediksi Naik 30 Persen

Photo Author
- Selasa, 26 Juli 2022 | 21:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Ekspor pelaku bisnis mebel dan kerajinan dari DIY mengalami peningkatan di masa pandemi. Hal ini merupakan salah satu dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sebab Indonesia bisa menjadi negara ketiga yang bisa menggantikan ekspor ke kedua belah pihak negara dengan komoditas ekspor mebel dan kerajinannya.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Komda DIY Timbul Raharjo mengatakan memang terjadi peningkatan penjualan selama masa pandemi Covid-19, termasuk ekspor mebel dan kerajinan asal DIY. Perang dagang AS dan China yang telah berlangsung sejak 2018 hingga saat ini justru memberikan dampak positif terhadap ekspor mebel dan kerajinan di Tanah Air, tidak terkecuali DIY.

"Kita yakin dan mencoba push pasti ada peningkatan penjualan produk mebel dan kerajinan di DIY setidaknya di kisaran 20 persen hingga 30 persen pada 2022 ini. Optimisme peningkatan penjualan produk mebel dan kerajinan tersebut dipicu mulai menurunnya kasus positif Covid-19 beserta kita diuntungkan dengan konflik perang dagang antara AS dan China," tuturnya di Yogyakarta, Selasa (26/7/2022).

Timbul menyebut akibat konflik berkepanjangan antara kedua negara tersebut sejak 2018 lalu, maka banyak orang Amerika yang antipati dengan produk mebel dan kerajinan dari China. Alhasil, AS memilih membeli dan mendatangkan produk mebel dan kerajinan dari negara lain, salah satunya dari Indonesia sehingga terjadi peningkatan ekspor ke Negara Paman Sam tersebut.

"Banyak buyer-buyer meningkatkan order produk mebel dan kerajinan yang produksinya di Indonesia dan negara lain. Sehingga prosentase pasar ekspor produk mebel dan kerajinan masih mendominasi dibandingkan pasar domestik karena yang kita sasar adalah pasar ekspor terutama dengan tujuan ke AS dan Eropa," tandasnya.

Ketua Forum Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (JIFFINA) Jawa-Bali ini mengakui AS masih menjadi negara tujuan utama dan andalan produk mebel dan kerajinan DIY hingga saat ini. Namun pihaknya pun terus memperluas pasar ekspor produk mebel dan kerajinan ke negara-negara tujuan ekspor yang baru dan potensial yaitu Korea Selatan (Korsel) dan Timur Tengah maupun yang lama seperti Australia.

"Melihat peluang dan pasar yang terbuka lebar tersebut, kita bekali pelaku UKM mebel dan kerajinan DIY dengan pelatihan ekspor. Dari yang awalnya adalah supplier, kita latih menjadi eksportir sehingga banyak peningkatan ekspor mebel dan kerajinan sehingga banyak UKM benar-benar naik kelas," ungkap Timbul.

Selain pasar ekspor, seniman dan budayawan DIY ini menambahkan pasar lokal masih perlu dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan mebel dan kerajinan apartemen, hotel serta kebutuhan pengadaan barang dan jasa proyek pemerintah. Penguatan pasar domestik ini penting guna mengisi kekosongan ceruk pasar akibat serbuan impor produk mebel dan kerajinan China.

"Potensi pasar lokal masih besar, hanya belum digarap secara maksimal saja.Ini yang terus kita upayakan edukasinya agar buyer lokal membeli produk mebel dan kerajinan buatan lokal yang telah mendunia. Pasarnya mayoritas 80 persen masih ekspor, sedangkan sisanya domestik," imbuh Timbul. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X