Pandemi Covid-19 Momentum Milenial Tangkap Peluang Usaha

Photo Author
- Jumat, 30 Oktober 2020 | 11:22 WIB
G2R
G2R

YOGYA, KRJOGJA.com - bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, salah satu wujud semangat kebangsaan para kaum muda untuk kembali membangkitkan semangat ekonomi Indonesia di tengah pandemi Corona Virus Diseas-19 (Covid-19) dengan diselenggarakannya webinar keilmuan dengan tema ‘Peluang Bisnis Makanan Sehat dan Halal di Tengah Pandemi Covid-19’. Seminar via daring (online) keilmuan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bisnis Jasa Makanan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Webinar ini dibuka oleh Dekan FEB UAD, Dr. Salamatun Asakdiyah, M.Si.

Dalam sambutannya, Dr. Salamatun Asakdiyah, M.Si., menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan pergeseran dalam perilaku masyarakat dalam melakukan transaksi ekonomi. Oleh karena itu, generasi milenial, para kaum muda hendaknya dapat menangkap peluang usaha. Jangan menunggu terciptanya peluang, tetapi harus mampu melihat kemudian menangkap peluang, karena dunia usaha adalah dunia yang

selalu berkembang.

Acara webinar ini menghadirkan Hendri Hariyanto, S.Pd. (Founder & CEO PT.  Buma Cipta Rasa Otamah dan ketua Entrepreneur Community) dan Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D. (Dosen Senior Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM); Founder, Konseptor dan Tenaga Ahli Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur). Bertindak sebagai moderator acara adalah Retty Ikawati, S.T.P., M.Sc. (Dosen Bisnis Jasa Makanan, FEB UAD; Alumni Fakultas Teknologi Pangan  (FTP) UGM).

Paparan pertama disampaikan oleh Hendri Hariyanto, S.Pd. yang menyampaikan tentang ‘Strategi dalam Menangkap Peluang Kuliner di Tengah Pandemi’. Hendri Hariyanto, S.Pd. menyampaikan bahwa dalam memulai berwirausaha, terdapat empat (4) kunci utama, yaitu niat, mimpi (dream), doa (pray), dan aksi (action). Kunci yang pertama adalah niat, yaitu hal utama dan pertama yang melandasi semua tindakan.

"Tanpa adanya niat, tindakan lanjutan tidak akan dimulai. Kunci yang kedua adalah mimpi (dream), yaitu hal yang menjadi tujuan kita dalam melakukan suatu tindakan. Kunci ketiga adalah doa (pray) yaitu hal penting yang jarang diingat, karena doa merupakan salah satu ikhtiar penting dalam usaha seseorang," ungkap Hendri Haryanto.

Tidak hanya doa dari diri sendiri, kata Hendri namun juga dari teman, kerabat, orang disekitar kita, dan yang terpenting adalah doa dari orang tua kita. Kunci keempat, atau yang terakhir, adalah aksi (action), yaitu kunci terpenting dalam melakukan suatu tindakan. Tanpa adanya aksi, maka ketiga kunci lainnya tidak akan terlaksana dengan maksimal. Dalam memulai aksi ini terdapat dua (2) hal terpenting yaitu  courage and connection atau keberanian dan jaringan atau relasi. Jaringan atau relasi tidak harus dibangun ketika akan memulai usaha, namun dapat dimulai sedari dini.

Narasumber selanjutnya adalah Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D dalam  paparannya berjudul ‘Sinergitas Pendidikan dalam Mendukung Keterampilan dalam Menangkap Peluang di Tengah (Era) Pandemi’ membedah konsep dan kata kunci dari pentingnya sinergitas keilmuan (pendidikan) untuk kemampuan menangkap peluang khususnya di era pandemi. Bedah konsep secara esensi dibahas tuntas utamanya pada dua aspek yaitu esensi sinergitas pendidikan dan kualitas. Sinergitas pendidikan pada hakikinya terdiri dari dua tindakan utama yaitu menerangkan dan memikirkan.

Rika menjelaskan andemi membawa hikmah pergeseran bukan saja prilaku kehidupan namun juga menyentuh aspek konsep dan filosofisnya suatu bisnis. Keadaan saat ini hingga paskapandemik merupakan sesuatu yang berkelanjutan ‘diterangkan (eksplorasi)’ untuk kemudian ‘difikirkan (inovasi)’ baik dalam pengambilan keputusan dan bertindak strategik dan operasional dalam bisnis. "Selanjutnya, bedah esensi kualitas pula terletak pada ukuran yang luwes dalam memenuhi kebutuhan konsumen (pasar). Era terbuka yang meskipun ada pembatasan bergeraknya publik di era pandemi namun justru menaikkan produktivitas, cipta karya dan karsa untuk terus bertahan. Ukuran tersebut salah satunya dieproleh dalam keterampilan dan kebiasaan budaya literasi."

Rika menjelaskan momentum Sumpah Pemuda hendaknya dapat dimaknai dengan menekankan yang keterampilan literasi merupakan pintu gerbang semangat keilmuan. Keilmuan ini bukanlah suatu yang teoritis belaka namun merupakan salah satu unsur pembeda bagi yang muda untuk bergerak terakselerasi kedepan. Keterampilan membaca kertas ilmiah seperti jurnal merupakan salah satu kunci sukses perusahaan dengan nama dan merek besarnya untuk selalu terdepan.

Kecermatan pemerhatian yang perusahaan- perusahaan besar ini sangat kuat di Research & Development (R&D) sehingga selalu tampil sebagai pemimpin pasar. Prilaku instan yang cenderung berproses melalui pembacaan ‘kekinian’ saja belum mampu membuat gebrakan inovasi terdepan. Bonus demografi Indoensia sewajarnya mampu membuat bangsa ini menjadi pemimpin kebaruan jika kaum millennial dan mudanya mau untuk ‘membaca bacaan masa depan’ seperti jurnal dan kertas ilmiah lainnya yang sememangnya di tulis untuk beberapa puluh tahun kedepan. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X