RI Pasar Besar Internet dan Medsos, Harus Jadi Pemain

Photo Author
- Jumat, 9 Oktober 2020 | 12:23 WIB
Henri Setiawan W saat paparan materinya (foto sugeng I)
Henri Setiawan W saat paparan materinya (foto sugeng I)

SEMARANG,KRJOGJA.com - Indonesia merupakan negara yang sangat menjanjikan bagi pemasaran telepon pintar (smartphone), internet maupun berbagai platform media sosial seperti youtube, twitter, Netflik, WA dan lain sebagainya.

Hal tersebut disampaikan Tribe Leader SMB Digitalization and Digitization PT Telkom Indonesia Tbk Henri Setiawan Wyatno saat tampil sebagai narasumber kuliah online (kulon) secara virtual “Digitalisasi di Era digital” yang digelar Politeknik Negeri Semarang (Polines) Rabu (7/10/2020) dengan moderator Dosen Polines Mohammad Anif.

“Indonesia pasar besar sekali yang dikejar berbagai medsos dan platform digital seperti Netflik. Pengguna HP di Indonesia 338 juta, 124 persen di atas jumlah penduduk. User internet 175 juta, jauh lebih tinggi dibanding Singapura yang hanya 10 juta, 160 juta penduduk Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif medsos.Indonesia market besar dunia untuk medsos dan sejenisnya serta pengguna HP, hanya ada di bawah Cina dan India” ujar Henri.

Menurutnya, penduduk Indonesia juga pengguna internet cukup lama sehari harinya antara 7 sampai 8 jam, termasuk untuk sosmed 3 jam atau setara dengan menonton film. Artinya orang Indonesia tidak lepas dari HP dalam setiap kesehariannya. Orang Indonesia-pun semakin familier dengan smartphone karena 94 persen pengguna HP berjenis smartphone, sisanya 6 persen HP non smartphone.

“Indonesia kalau hanya jadi penonton, bukan pemain bisnis ini akan ketinggalan terus. Trend selalu ke arah sana, arah digital terus, karena muncul generasi mileneal yang melek internet bahkan lahir sudah ada internet (digital era). Sekarang generasi muda jarang baca koran karena semua informasi sudah ada di HP. Dua tiga tahun lalu toko toko buku masih ramai pengunjung, termasuk para pembaca komik, sekarang semua bisa diakses online secara interaktif bisa ikut terlibat di dalamnya” ujar Henri.

Lebih lanjut menurutnya, adanya pandemi Covid-19 ternyata mengakselerasi posisitif munculnya gaya hidup baru dengan sarana online. Online shopping meningkat 126 persen pertumbuhannya, juga food delivery naik tajam dengan model grab atau gojek yang meskipun pedagang harus mengeluarkan kontribusi namun tetap menguntungkan para pedagang.

“Home cooking saat ini come back lagi. Kita bisa ajarin orang lain memasak sambil jualan online terima pesanan. Fenomena baru pula terjadi yaitu tren food frozen yang sebelumnya jarang dipikirkan orang, misalnya makanan dibekukan bisa disimpan beberapa minggu dan tinggal dimasukkan microwave. Digital memang membuka peluang kreatitivitas tanpa batas sehingga warga Indonesia harus ikut bermain di dalamnya, bukan hanya sebagai pasar bagi banyak karya bangsa lain dan Indonesia hanya sebagai penonton saja” tandas Henri.(sgi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X