Tiga Alasan Pemda Harus Intervensi Selamatkan Petani Cabai di DIY

Photo Author
- Minggu, 7 Juni 2020 | 10:21 WIB

PEMERINTAH Daerah (PEMDA) DIY maupun Pemerintah Kabupate (Pemkab)/ Pemerintah Kota (Pemkot) diminta segera melakukan intervensi guna menjaga harga tidak turun terlalu dalam dan tidak merugikan petani cabai. Ada tiga alasan mengapa intervensi dilakukan, berikut penjelasan selengkapnya

Panen Raya Bersamaan

"Harga cabai di pasaran terus anjlok karena panen raya yang merata di berbagai sentra produksi cabai baik di dalam maupun luar DIY. Petani cabai bisa dikatakan rugi karena serapan pasar tidak optimal, salah satunya serapan dari hotel, restoran dan kafe di DIY yang masih stagnan dampak dari pandemi Covid-19." kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yanto Apriyanto kepada KR di Yogyakarta, Sabtu (6/6).




Panen raya yang terjadi menyebabkan harga cabai rawit turun 18,2 persen (mtm) ke rata-rata harga bulanan Rp 18.550/kg dan cabai merah turun 17,1 persen (mtm) ke rata-rata harga bulanan Rp 16.500/kg dari hasil Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) DIY. Sementara itu, dari hasil pantauan perkembangan harga di beberapa pasar tradisional di Kota Yogyakarta saat ini, harga cabai memang mengalami fluktuasi kecenderungan turun.

"Tekanan harga di alami cabai merah keriting dari Rp 12.300 menjadi Rp 14.300/kg dan cabai merah besar dari Rp 15.700 menjadi Rp 14.700. Sedangkan harga cabai rawit tetap bertahan yaitu cabai rawit hijau Rp 14.300/kg dan cabai rawit merah Rp 18.000/kg," tuturnya.

Dekati Break Event Point

Menurut Yanto, anjloknya harga cabai tersebut telah menekan harga di petani mendekati break event point (BEP), sehingga intervensi pemerintah diperlukan untuk menjaga harga tidak turun terlalu dalam. Untuk itu, perlu ada inovasi pengolahan cabai segar ke cabai bubuk dengan menggunakan teknologi 'cold dryer' sehingga rasa dan aroma tetap terjaga secepatnya. Bubuk cabai ini banyak digunakan produsen mi instan atau dibuat cabai pasta sehingga harga stabil terutama disaat pasokan cabai melimpah saat panen raya seperti ini.

Pelatihan Pembuatan Cabai Olahan

"Kami akan menyiapkan pelatihan seperti itu kepada petani melalui kelompok koperasi untuk mengelola pascapanen. Kami sekaligus akan meningkatkan edukasi konsumen di DIY untuk dapat beralih dari kebiasaan konsumsi cabai segar ke cabai olahan," tandasnya.

Yanto menambahkan, harga komoditas bahan pangan pokok lainnya yang bertahan stabil tinggi yaitu bawang merah Rp 45.000/kg, gula pasir Rp 14.000/kg, daging ayam broiler Rp 36.000/kg dan daging ayam kampung Rp 78.000/kg. Sedangkan komoditas bapok yang relatif stabil harganya dialami beras, tepung terigu, minyak goreng, daging sapi dan bawang putih baik kating maupun sinco. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X