BPS Harap Rusuh Papua tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Photo Author
- Senin, 2 September 2019 | 14:26 WIB


JAKARTA, KRJOGJA.com -  Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto berharap dampak kerusuhan di Papua dan Papua Barat, tidak terlalu besar bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Namun bila melihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2019, pertumbuhan ekonomi di Papua mencapai -23 persen. Namun penyebab utamanya dari sektor pertambangan.

“Dampak kepada pertumbuhan ekonomi di Papua karena kerusuhan belum terlihat. Namun  bila melihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2019, pertumbuhan ekonomi di Papua mencapai -23 persen. Namun penyebab utamanya dari sektor pertambangan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto, di Jakarta, Senin (02/09/2019).

Sementara untuk tingkat inflasi di Papua, Suhariyanto mengatakan, , pada bulan Agustus 2019, Papua tidak ikut mengeluarkan  rilis tingkat inflasi  tetapi telah dicatat sebesar deflasi 0,14 persen.  Sedangkan di Merauke juga mengalami deflasi -0,18  dan Jayapura deflasi -0,14 persen. "Di Papua  terjadi deflasi, karena harga komoditas dan tarif angkutan udara mengalami penurunan,” tegasnya.

Sementara untuk laju inflasi pada bulan Agustus 2019 sebesar 0,12 persen. Inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan Juli 2019 yang mencapai 0,31 persen.

"Inflasi pada bulan Agustus 2019 sebesar 0,12 persen. Inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan Juli 2019 yang mencapai 0,31 persen,” katanya.

Rendahnya inflasi kali ini karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga serta banyak daerah yang mengalami deflasi. Dari 82 kota yang dicatat BPS,  hanya 44 kota yang mengalami inflasi sedangkan 38 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kudus sebesar 0,82 persen dan terendah terjadi di Tasikmalaya, Madiun dan Pare-Pare masing-masing sebesar 0,04 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 2,10 persen dan terendah terjadi di Tegal dan Palopo masing-masing sebesar 0,02 persen.

Dijelaskan,  adapun penyebab utama inflasi karena adanya kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, emas dan uang sekokah. Sedangkan yang menghambat inflasi adalah turunnya tarif batas atas angkutan udara, turunnya harga bawang merah dab bawang putih, serta turunnya harga sayuran terutama tomat. (Lmg)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X