Mendag Terus Lobi China, Ini Maksudnya

Photo Author
- Minggu, 21 Juli 2019 | 19:15 WIB
istimewa
istimewa

JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memulai serangkaian langkah lobi di China, untuk mendongkrak ekspor dari Indonesia. Komoditas yang diharapkan menjadi pendongkrak neraca ini adalah CPO, buah-buahan, dan sarang burung walet.

Sebagai langkah awal,  Mendag Enggartiasto melakukan pertemuan perdana dengan perkumpulan pengusaha dalam forum investasi, untuk menaikkan ekspor sarang burung walet ke sana. Diharap, dari kesempatan yang diberikan pihak China, Indonesia bisa memanfaatkan lobi, untuk mendapatkan setidaknya 1 miliar dolar AS  per tahunnya dari ekspor tersebut.

“Kalau kita bisa full speed produksi dan ekspor, ini kita bicara nilai 1 miliar dolar AS annually. Tetapi kini masih terbatas, kata Menteri Perdagangan Enggartiasto dalam siaran persnya dari Beijing.


Untuk diketahui, Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Sedangkan China adalah konsumen terbesar sarang burung walet secara global. Sayangnya, China lebih banyak mengenal produk sarang burung walet sebagai produksi dari Vietnam dan Malaysia.

Produksi sarang burung walet Indonesia setiap tahunnya sendiri mencapai 1.500 ton. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya atau sekitar 99 persen diekspor ke berbagai negara, utamanya China. Hanya saja, ekspor langsung ke China yang tercatat hanya sekitar 5 persen, sisanya banyak dijual mentah ke Vietnam, Malaysia dan Hongkong untuk kemudian diolah dan di ekspor ke China.

Berdasarkan data yang dimiliki Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI), ekspor produk sarang burung walet yang tercatat secara resmi ke China baru sebesar 70 ton pada 2018, naik dari 2017 yang mencapai 52 ton dan pada 2016 sebesar 23 ton. Nilai ekspor tersebut, masih di bawah kuota ekspor produk sarang burung walet yang diberikan Pemerintah China per tahunnya yang mencapai 150 ton.

“Kita harus push ini meningkat secara tajam. Dan, ini adalah kesempatan besar. Mereka minta kita untuk bicara di depan perkumpulan pengusaha. Untuk mengatur waktu khusus dengan mereka, sangat sulit. Ini adalah kesempatan berbicara dengan mereka semua dalam satu forum,” lanjut Enggar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X