JAKARTA.KRJOGJA.com - PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) atau International Port Cooperation (IPC) terus berbenah untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai transshipment port. Salah satu upayanya adalah melakukan percepatan dan perbaikan layanan melalui program Integrated Container Freight Station (CFS Center).
Menurut Dirut IPC Elvyn G. Masassya, di Pelabuhan Tanjung Priok, sistem layanan CFS Center selama periode Januari 2018 telah menurunkan masa inap barang (dwelling time) kurang dari tiga hari atau 2,7 hari dari sebelumnya rata-rata 4,9 hari. Angka itu juga telah mendekati keinginan Presiden Joko Widodo yang tahun ini mentargetkan rata-rata dua hari.
Masa waktu dua hari itu dihitung mulai dari bongkar muat barang sampai keluar lapangan penumpukan lini 1 Tanjung Priok. CFS Center itu sendiri ditujukan memberi pilihan dan kemudahan bagi pengguna jasa dalam bertransaksi serta tansparansi dalam hal biaya yang dikeluarkan.
Terobosan lain yang telah dilakukan untuk menurunkan dwelling time dan masa tunggu kapal ( waiting time) di Tanjung Priok adalah modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan serta optimalisasi penggunaan teknologi informasi. Optimalisasi ini dilaksanakan dalam bentuk implementasi VTS (Vessel Traffic System), MOS (Marine Operating System), Inaportnet, NPK dan PK TOS, Auto Tally dan Auto Gate serta E-Service.Â
"Optimalisasi penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan jasa kepelabuhanan selain bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa dalam bertransaksi, juga untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) terhadap transparansi biaya pelayanan jasa," jelas Evlyn, di Jakarta, Senin (05/02/2018).
Dengan capaian kinerja tersebut, tambah Evelyn, keinginan pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai transshipment port bukan sekedar angan-angan. "Kami telah menyiapkan roadmap yang membuat IPC menuju world class port, dengan memperbaiki pelayanan dan jasa di pelabuhan," ujarnya.
Elvyn berharap, dukungan pemerintah, perusahaan pelayaran dan pemilik kargo dapat menjadi pemicu hadirnya kapal-kapal besar untuk melakukan konsolidasi muatan di Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan demikian, dapat memenuhi harapan pemerintah yaitu menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment yang diperhitungkan di kawasan Asia. (Imd).