JAKARTA, KRJOGJA.com - Asian Development Bank (ADB) telah mengucurkan anggaran untuk Indonesia senilai USD2 miliar per tahun. Anggaran ini dikucurkan pada tahun 2015 lalu dan akan berlanjut hingga 2019 mendatang.Â
"Artinya, ADB telah menyediakan dana sebesar USD10 miliar untuk Indonesia. Support nya bisa bersifat hibah, loan, atau direct lending (pinjaman langsung) dari ADB. Misalnya PLN langsung pinjam," kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wismana Adi Suryabrata di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Dana ini pun akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pasalnya, Indonesia membutuhkan dana yang begitu besar dalam membangun proyek infrastruktur di berbagai daerah. "Perlu sekitar USD73 miliar per tahun. Nah yang bisa disediakan pemerintah tidak semuanya, sisanya dari mana? BUMN. Misalnya PMN, capital expenditure kan bisa hasilkan pinjaman 30% PMN dan 70% pinjaman, 41% pemerintah 22% BUMN dan sisanya dari swasta," ungkapnya.Â
Saat ini, gap kebutuhan dana dan ketersediaan dana infrastruktur masih cukup besar. Untuk itu, butuh peran pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Â "Kita butuh Rp1000 triliun, masih kecil karena dibandingkan dengan China masih gede banget. Makanya kalau kita lihat gapnya seolah-olah 4,7-5,1% lah. Kalau di China gapnya hanya 0,5% dari GDP," jelasnya. (*)