LOMBOK (KRjogja.com)- Country Manager Emirates Mr. Satish Sethi meninjau Lombok dan melihat potensi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diandalkan sebagai satu dari 10 Bali Baru itu. Hal ini sebagai tindak lanjut Mou yang ditandatangani Menpar Arief Yahya di booth Emirates lantai 3 saat Arabian Travel Mart (ATM) di International Exhibition and Convention Center, 25-28 April 2016.
"Kami (Emirates) berterima kasih karena Kementerian Pariwisata Indonesia telah mengenalkan kami dengan Pulau Lombok yang indah ini. Emirates melihat branding Wonderful Indonesia telah mendunia. Kami semakin sadar, Indonesia bukan sekadar Jakarta atau Bali, tapi sekarang ada banyak destinasi lain yang indah, seperti Lombok," aku Sethi begitu menyaksikan beberapa spot pantai di Mandalika, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang sedang di genjot pembangunannya.
Mr Satish Sethi ‎disambut oleh Tim dari Kemenpar RI, diantaranya Asisten Deputi Pemasaran Mancanegara untuk Kawasan Timur Tengah, Nia Niscaya, Staf Ahli Bidang Aksesibilitas Robert D Waloni, dan Anggota Tim 10 Taufan Rahmadi. Mereka disambut Gubernur NTB, KH. Zainul Majdi yang fasih berbahasa Arab.
Dia menjelaskan, salah satu benefit Lombok yang bakal didarati Emirates adalah memperkenalkan Lombok ke berbagai destinasi penerbangan milik UAE itu. Emirates pasti akan mempromosokan Lombok di semua jalur penerbangan Emirates, agar mereka juga menggunakan maskapainya berpromosi.
"Kita harus bekerja sama di dalam mempromosikan Lombok. Bagi kami yang utama adalah keamanan dan kenyamanan bandara. Selanjutnya adalah faktor bisnis, segera setelah ini kami akan melakukan perhitungan bersama tim Emirates di Jakarta," tandas Sethi.
Sethi juga mengaku, setelah melihat Lombok, dia sangat terkesan apalagi saat berkeliling ke kawasan Mandalika. Menurut dia, Mandalika sungguh luar biasa. Tidak banyak tempat di dunia yang seindah Mandalika. Terlebih di saat dirinya mendapat paparan tentang pengembangan kawasan yang membuatnya semakin kagum.Mandalika benar-benar surga dunia.
Sethi juga tak segan untuk mengungkap sejumlah hambatan yang harus dihadapi Emirates jika ingin membuka jalur penerbangan baru di Indonesia. "Ya, hambatan terbesar kami adalah traffic right atau air services agreement antara Indonesia dan UEA sudah habis. Itu yang harus segera kami urus, dan semoga bisa cepat tuntas," tegas Sethi. (*)