Krjogja.com - Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro prediksi, neraca perdagangan pada Maret 2024 masih surplus, meski lebih kecil dibandingkan Maret 2023. Surplus perdagangan Indonesia diperkirakan mencapai USD 1,57 miliar pada Maret 2024.
"Berdasarkan proyeksi kami, Indonesia diperkirakan akan mencatat surplus perdagangan sebesar USD 1,57 miliar pada bulan Maret 2024, meningkat dari USD 0,87 miliar pada bulan Februari 2024," kata Andry Asmoro, Senin (22/4/2024).
Peningkatan ini sejalan dengan normalisasi aktivitas impor setelah periode Ramadan dan Idul Fitri 2024. Lebih lanjut, pihaknya, mengantisipasi berlanjutnya penurunan ekspor karena masih lemahnya permintaan, terutama dari negara-negara mitra dagang akibat perlambatan perdagangan global yang sedang berlangsung.
Sementara itu, impor diperkirakan kembali normal setelah tingginya periode impor menjelang Lebaran, baik impor minyak mentah maupun barang nonmigas seperti barang konsumsi dan barang modal.
Diketahui, BPS akan mengumumkan resmi data neraca perdagangan Indonesia Maret 2024 pada Senin, 22 April 2024. Pada Maret 2024, ia memperkirakan ekspor Indonesia akan mengalami kontraksi sebesar -9.63% yoy dan -4.86% yoy untuk impor.
"Kinerja perdagangan masih lemah pada bulan Maret 2024, seiring dengan stagnannya permintaan akibat lemahnya perekonomian global," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga mencatat pada Maret 2024, harga batu bara sedikit mengalami kenaikan akibat meningkatnya permintaan kebutuhan listrik di India, meskipun permintaan dari Tiongkok masih stagnan.
Permintaan minyak sawit mentah (CPO) pada Maret 2024 diperkirakan meningkat dari India, Afrika, dan Asia, kecuali Tiongkok.
"Ekspor nikel dan produk turunannya juga terus menunjukkan pelemahan permintaan dan kelebihan pasokan sehingga berdampak pada pelemahan harga," pungkasnya.