Krjogja.com Yogya - DIY mengalami deflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,33 pada Februari 2025. Kabupaten Gunungkidul tercatat mengalami deflasi yoy sebesar 0,66 persen dengan IHK sebesar 104,56, sedangkan Kota Yogyakarta mengalami inflasi yoy sebesar 0,11 persen dengan IHK sebesar 106,26.
" Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS DIY di 2 kabupaten/kota, pada Febuari 2025 terjadi deflasi yoy sebesar 0,30 persen atau terjadi penurunan IHK dari 105,65 pada Februari 2024 menjadi 105,33 pada Februari 2025. Tingkat deflasi m-to-m (mtm) sebesar 0,86 persen dan tingkat deflasi y-to-d (ytd) sebesar 1,20 persen," tutur Kepala BPS DIY Herum Fajarwati dikantornya, Senin (3/3).
Herum mengatakan perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2025 secara umum menunjukkan adanya penurunan secara tahunan. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yoy pada Februari 2025, antara lian tarif listrik, beras, cabai merah. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi yoy adalah emas perhiasan.
Baca Juga: Bupati Sukoharjo Cek Kerusakan Infrastruktur Dampak Banjir
" Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran. Penurunan terjadi pada perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 12,21 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen," paparnya.
Sementara kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 2,01 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 2,87 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,91 persen. Selanjutnya kelompok kesehatan 2,10 persen dan kelompok transportasi 0,80 persen.
" Kemudian kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 2,08 persen; kelompok pendidikan 1,36 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran 1,61 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,14 persen," imbuh Herum. (Ira)