Sambal dari Dapur Cinta, Cerita Anak Muda yang Sukses Mengguncang Pasar Digital Sebelum Usia 30

Photo Author
- Senin, 7 Juli 2025 | 16:05 WIB
KV Seller Story Sukses Berkarya Sebelum 30 - Sambal Nagih (Istimewa)
KV Seller Story Sukses Berkarya Sebelum 30 - Sambal Nagih (Istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Semua orang bisa jualan sambal. Tapi tak semua sambal bisa menghadirkan rasa yang membuat orang ingin kembali dan kembali lagi.

Dari sebuah dapur kecil di Jakarta, lahirlah Sambal Nagih—bukan sekadar pelengkap makanan, tapi simbol semangat, kenangan, dan tekad dua anak muda yang percaya bahwa rasa bisa membawa mereka sejauh mimpi-mimpi.

Pasangan suami istri Anita Hartati dan suaminya memulai semuanya dari nol, hanya berbekal satu hal: keyakinan pada rasa. “Sambal ini dulu cuma pelengkap ayam geprek yang kami jual online. Tapi ternyata, yang bikin orang balik lagi justru sambalnya,” kenang Anita, yang kini mengelola brand Sambal Nagih di usia 28 tahun.

Di tengah gempuran brand besar dan tren kuliner yang datang silih berganti, Sambal Nagih hadir dengan pendekatan yang berbeda. Mereka menjual rasa, cerita, dan kehangatan rumah.

Tiap varian—dari Sambal Cumi, Cakalang, hingga Bawang dan Roa—bukan sekadar produk, tapi fragmen kenangan yang dikemas ulang menjadi oleh-oleh masa kini. Bahkan produk seperti Kremes Ayam ikut jadi favorit pembeli.

Namun, keberhasilan ini bukan semata soal resep. Transformasi digital jadi kunci penting. Sejak bergabung dengan Shopee pada 2019, Anita dan timnya belajar banyak: dari cara menjangkau pelanggan, membangun merek, hingga memanfaatkan fitur seperti Shopee Live dan Shopee Ads.

Hasilnya? Omzet Sambal Nagih melonjak lebih dari tiga kali lipat selama Big Ramadan Sale 2025 dibanding tahun sebelumnya.

“Lewat Shopee Live, kami bisa cerita langsung tentang bahan-bahan kami, tunjukin proses pengemasan, sampai jawab pertanyaan pelanggan. Ini bikin mereka merasa lebih dekat, lebih percaya,” ujar Anita.

Meski masih muda, Anita tahu betul apa yang ia perjuangkan: menjaga kualitas, membangun hubungan dengan pelanggan, dan yang terpenting—menjaga cita rasa lokal tetap hidup dan relevan.

“Anak muda itu punya peran penting. Kita bisa rawat budaya lewat cara-cara yang kekinian. Sambal bisa jadi media untuk itu,” katanya.

Lebih dari sekadar bisnis, Sambal Nagih adalah bukti bahwa rasa lokal punya masa depan cerah di tangan generasi muda. Dibalut semangat belajar, keberanian untuk gagal, dan dukungan platform digital seperti Shopee, kisah Anita adalah pengingat bahwa batas bukan untuk ditakuti—melainkan untuk dilewati.

Untuk mencicipi kisah sukses ini dalam satu sendok sambal, kunjungi Sambal Nagih di Shopee. Dukung produk lokal, dan jadilah bagian dari cerita anak muda yang menolak diam. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X