bisnis

PLUT, Garda Terdepan Pendamping UMKM saat Pandemi Covid-19

Minggu, 14 Juni 2020 | 14:10 WIB
PLUT (Istimewa)

PLUT Kabupaten Cianjur tampaknya juga menunjukkan pengalaman yang tidak jauh berbeda, mulai dari pendataan sampai juga membuat masker di saat pandemi Covid-19. Bagi pelaku yang tidak bisa lagi mempertahankan usahanya diarahkan untuk ikut Kartu Prakerja.

“Begitu wabah terjadi, pendataan segera kami lakukan. Bahkan pendataan kami lebih dulu dibandingkan dengan pendataan yang dibuat Kementerian Koperasi dan UKM,” kata Dian Lisdawaty, Pengelola PLUT Cianjur.

Mereka berhasil mengumpulkan 600 laporan pelaku UMKM, melalui aplikasi google form. Dari data yang masuk, masalahnya sama, penurunan permintaan dan bahan baku sulit di sektor makanan dan minuman.

Pemasaran online benar-benar yang kemudian diandalkan untuk menaikkan penjualan. Untuk itu, perlu mempercantik tampilan di platform online. Namun, karena minimnya ketrampilan pelaku usaha mikro dan kecil ini, para konsultanlah yang turun langsung membuat desain produknya.

“Foto produknya dikirim lewat WA, kami buat desainnya. Kami layani satu per satu permintaan membuat desain itu. Begitu caranya,” kata Bobby salah satu konsultan di PLUT Cianjur.

Program restrukturisasi kredit UMKM yang dilakukan pemerintah rupanya turut menjadi kesulitan tersendiri bagi pelaku usaha untuk memahaminya. Konsultan tidak lepas ikut membantu memberi penjelasan kepada pelaku usaha model restrukturisasi yang bisa diambil. Misalnya, apakah hanya restrukturisasi bunga kredit atau termasuk pokoknya tergantung kemampuan pelaku usaha.

Di samping soal teknis, Bobby mengatakan konsultan juga harus siap menjadi tempat curahan hati para UMKM. Ketika krisis akibat wabah terjadi, konsultan pun jadi garda terdepan untuk membangun mental para pelaku yang anjlok. Hal itu, di alami salah satu pelaku UMKM di Cianjur, yakni pengrajin keramik hias.

“Orangnya sempat down, barang yang sudah dikirim ke Papua tertahan tidak bisa dikirim ke konsumen. Omzet anjlok, dari Rp 30 juta/perbulan tinggal Rp1 juta. Pekerja diberhentikan, cashflow-nya hanya bisa untuk tiga bulan. Saya merasa harus ikut membangun semangatnya,” kata Bobby.

Order dari daerah lain yang biasanya sangat diandalkan, seperti Papua dan Kalimantan mendadak berhenti. Padahal daerah itulah pelanggan terbesarnya. Sekarang yang ada hanya beberapa order kecil yang diterima pengrajin tersebut. “Tetapi saya lihat sekarang ia sudah mulai bangkit. Ia melakukan beberapa inovasi, produknya semakin beragam,” jelas Bobby.

Bobby mengatakan keberadaan PLUT menyentuh pelaku UMKM dari dua sisi, teknis usaha dan kemanusiaan. Melalui PLUT, terbentuk komunitas pelaku UMKM yang saling mendukung, menyemangati dan menguatkan.(Ogi)

Halaman:

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB