JAKARTA, KRJOGJA.com - Sepanjang tahun 2017 inflasi Indonesia mencapai 3, 61 persen. Jumlah ini jauh lebih rendah dari perkiraan yang ditetapkan dalam APBN-P 2017 sebesar 4, 3 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto di Jakarta, Selasa (02/01/2017) menjelaskan bila dilihat inflasi secara tahunan, inflasi pada tahun 2011 sebesar 3, 79 persen. Pada tahun 2012 inflasinya mencapai 4, 3 persen dan 2013 dan 2104 inflasinya sebesar 8.38 persen.Â
"Tahun 2015 inflasinya sebesar 3, 35 persen dan 2016 inflasinya sebesar 3.02 persen dan 2017 inflasinya sebesar 3.61 persen. Adapun inflasi pada bulan Desember tahun 2017 mencapai 0,71 persen. Secara unun di 82 kota mengalami inflasi," paparnya.
Dia menjelaskan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,28 persen dan terendah terjadi di Sorong sebesar 0,18 persen. Adapun penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2017 adalah tarif listrik sebesar 0,81 persen. Lalu, biaya STNK sebesar 0,24 persen. Ikan segar 0.20 persen beras sebesar 0.8 persen, bensin 0.16 persen, pulsa sebesar 0.6 persen, rokok sebesar 0.14 persen, telur sebesar 0.10 persen emas 0.10 persen.
"Kenaikan inflasi Desember ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 2,26 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,30 persen," tandasnya. (Lmg)