bisnis

Database UMKM Simpang Siur, Solusinya Ada di Bank dan Komunitas

Sabtu, 23 September 2017 | 04:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Permasalahan database UMKM yang ada di Indonesia dirasakan betul oleh para pemilik UMKM. Pasalnya dengan ketidakjelasan angka yang tertera di berbagai sumber, mereka tak bisa mendata UMKM untuk bekerjasama dalam bertukar database customer yang berminat dalam bidang usaha mereka.

"Database di Indonesia itu semuanya bermasalah termasuk data UMKM. Di BPS  tertulis ada 60 juta pemilik UMKM, itu juga tidak valid," ujar owner ralali.com Yosep Aditya, Jumat (22/09/2017) dalam seminar Jogja Digital Marketer, Summit & Expo (JDMSE) 2017.

Ia pun bercerita tentang pengalamannya ketika bertemu dengan orang-orang yang bekerja di Alibaba. Mereka bertanya berapa jumlah pemilik UMKM di Indonesia, ketika ia menjawab jumlah berdasarkan angka yang tertera BPS, ia pun ditertawakan. Pasalnya dengan jumlah 60 juta penduduk berarti seperempat penduduk Indonesia adalah enterpreneur.

"Saya diketawain. Saya sadar juga, angka itu sangat tidak mungkin. Negara dengan pendapatan per kapita 2 billion aja tidak sampai segitu," tutur Yosep.

Akhirnya untuk masalah database Yosep mengambil jalan pintas melalui bank yang melayani pemilik UMKM untuk kredit mikro. Ternyata jumlah UMKM yang terdata di bank hanya sekitar 15 juta. Jangankan UMKM, data pabrik yang berdiri di Indonesia pun tak ada yang valid. Namun data di bank mengatakan ada sekitar 30.000 pabrik yang berdiri di Indonesia.

Sebagai solusi atas ketidakjelasan data untuk kepentingan UMKM, Yosep menyarankan para pemilik UMKM mencari data di bank. Jika dirasa sulit, mereka disarankan untuk mencari data di sebuah komunitas UMKM yang produknya sesuai dengan produk mereka. (MG-07)

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB