Krjogja.com Jakarta Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramalkan ekonomi Indonesia tumbuh (Produk Domestik Bruto) sebesar 5,04 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2023. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 yang mencapai 5,31 persen yoy.
Josua menilai proyeksi tersebut berkaca pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 yang tetap solid berkisar 5,02 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,94 persen yoy.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dibandingkan komponen lainnya. Josua memprediksikan, sektor konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2023 tumbuh berkisar 5,12 persen yoy dari kuartal sebelumnya 5,06 persen yoy.
Menurut Josua, solidnya kinerja sektor konsumsi ditopang oleh kebijakan bantuan sosial yang rajin diberikan Presiden Jokowi pada kuartal IV-2023. Antara lain berupa BLT El-Nino.
"Solidnya konsumsi rumah tangga terutama masyarakat berpenghasilan rendah ditopang oleh penyaluran bansos terutama BLT dalam rangka pemerintah memitigasi dampak El Nino," ungkapnya.
Laju Investasi
Kemudian, peningkatan laju investasi didorong oleh investasi bangunan yang terindikasi dari penjualan semen sepanjang kuartal IV-2023 tercatat tumbuh 15,3 persen yoy dari kuartal sebelumnya 6,8 persen yoy.
Sementara itu, investasi non-bangunan diperkirakan cenderung melambat, dengan terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal IV-2023 tercatat terkontraksi -36,9 persen yoy dari kuartal sebelumnya -14,2 persen yoy.
Untuk kinerja belanja pemerintah pada kuartal IV-2023 diperkirakan tumbuh 2,03 persen yoy dari kuartal sebelumnya -3,76 persen yoy. Peningkatan belanja pemerintah terindikasi dari peningkatan penyerapan belanja modal pada kuartal IV 2023 yang tumbuh 34,4 persen yoy dari kuartal sebelumnya 31 persen yoy.
"Belanja barang juga meningkat 11,1%yoy dari kuartal sebelumnya -17,3 persen yoy. Belanja bansos pada periode yang sama juga tercatat tumbuh 15,4 persen yoy dari kuartal sebelumnya -31,1 persen yoy," imbuh Josua.
Dari sisi, kinerja ekspor dan impor berpotensi akan kembali mengalami kontraksi pada kuartal IV-2023 akibat ketegangan geopolitik yang menyebabkan perlambatan ekonomi global. Situasi ini telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia.
"Laju ekspor dan impor pada kuartal IV-2023 diperkirakan berkisar masing-masing -1,25 persen yoy dan 0,65 persen yoy," pungkas Josua.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mencatat anggaran program bansos dalam APBN 2024 mencapai Rp496 triliun. (*)