bisnis

Bulan Juli 2024 Terjadi Deflasi Sebesar 0,18 Persen

Kamis, 1 Agustus 2024 | 18:29 WIB
ilustrasi inflasi (Pixabay)


Krjogja.com Jakarta.com — Pada Juli 2024 terjadi deflasi sebesar - 0,18 persen. Deflasi ini lebih dalam dibandingkan dengan bulan Juni 2024 yang mencapai -0,08 persen.

“Tingkat deflasi Juli 2024 ini adalah yang terdalam sejak November 2022,” kata Plt Kepada Badan Pusat Statistik ( BPS) Amalia A. Widyasanti, di Jakarta, Kamis (1/8).

Dikatakan komoditas penyumbang deflasi bulan Juli 2024 adalah bawang merah, cabai merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih.“ Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang deflasi dan 4 bulan berturut turut,” tegasnya.

Sementara penyumbang inflasi Juli 2024 adalah kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen. Kemudian cabai rawit sebesar 14,28 persen, emas perhiasan sebesar 1,21 persen.“Komoditas cabai rawit dan emas perhiasan Juli 2024 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Dan inflasi komoditas ini selama 11 bulan berturut turut,” tegasnya.

Baca Juga: Jalur Wisata Gunungkidul Dorong Pembangunan Rest Area dan Pujasera di Tawangsari

Sementara untuk inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,13 persen . Inflasi tahunan ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yakni 2,51 persen dan juga bila dibanding dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 3,08 persen. Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,09 persen dengan IHK sebesar 110,80 dan terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,84 persen dengan IHK sebesar 103,54.

Baca Juga: Pelayanan dan Inovasi Polres Bantul, Permudah Masyarakat, Buat SKCK Dari Rumah
Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,68 persen dengan IHK sebesar 108,77 dan terendah terjadi di Kabupaten Bangka Barat sebesar 0,46 persen dengan IHK sebesar 101,63.

Sementara deflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 1,25 persen dengan IHK sebesar 104,06 dan terendah terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,22 persen dengan IHK sebesar 104,77.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,66 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,99 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,50 persen.

Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,05 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,77 persen; kelompok transportasi sebesar 1,22 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,49 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,90 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,28 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,59 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.(Lmg)

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB