bisnis

Hijau Dagangan & Greenia Manfaatkan Kembali Minyak Jelantah Menjadi Biofuel

Selasa, 17 Desember 2024 | 19:40 WIB
(ki-ka) Ibu Yuliati - Pengguna Aplikasi Dagangan, Ryan Manafe - CEO & Co-Founder Dagangan, Amrullah Tahad - CEO & Co-Founder Greenia.id ((dok pribadi))


Krjogja.com Yogyakarta – Dagangan, startup rural commerce berbasis teknologi, bekerja sama dengan Greenia, perusahaan pengelola limbah berkelanjutan, meluncurkan program inovatif untuk mendaur ulang minyak jelantah menjadi biofuel.

Program bertajuk “Langkah Hijau Dagangan bersama Greenia” ini secara resmi diluncurkan di Yogyakarta dengan fokus utama menggerakkan masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama mengelola limbah minyak jelantah dan mendukung transisi menuju masa depan yang lebih hijau dengan emisi nol bersih (net zero emission).

“Kami di Greenia percaya bahwa limbah bisa menjadi solusi, bukan masalah. Melalui kerja sama bersama Dagangan, kami ingin mengedukasi masyarakat Yogyakarta bahwa langkah kecil, seperti mengumpulkan minyak jelantah, bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan. Fokus kami kali ini adalah menggerakkan masyarakat Yogyakarta untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan minyak jelantah. Program ini dimulai dari Yogyakarta dan akan berlanjut ke seluruh wilayah Jawa barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.” tambah Amrullah Tahad, CEO & Co-founder Greenia.id.

Baca Juga: Prof Sumaryanto Rektor UNY 2025-2030

Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata konsumsi minyak goreng masyarakat Indonesia mencapai 9,56 kilogram per orang setiap tahun, menciptakan ribuan ton limbah minyak jelantah yang sebagian besar tidak dikelola dengan baik. Limbah ini sering kali menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan karena 1 liter minyak jelantah terbuang sembarangan dapat mencemari 1000 liter air tanah sehingga dapat berdampak buruk pada ekosistem dan menurunkan kualitas hidup masyarakat.


Program “Langkah Hijau Dagangan bersama Greenia” hadir sebagai solusi untuk mengubah limbah rumah tangga ini menjadi sumber daya yang bernilai. Melalui program ini, minyak jelantah yang sebelumnya berupa limbah akan diolah menjadi biofuel, sebuah bahan bakar ramah lingkungan yang membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Program ini menawarkan dua opsi pengumpulan minyak jelantah. Pertama, peserta dapat menitipkan minyak jelantah kepada driver Dagangan saat pengiriman sembako ke warung. Kedua, peserta juga dapat melakukan request pick-up khusus melalui tim sales Dagangan yang akan mengatur jadwal pengambilan.

Baca Juga: Kemenkebud Repatriasi 828 objek warisan budaya Indonesia dari Belanda

Minyak yang diterima harus merupakan minyak murni tanpa campuran, seperti sisa makanan, air, oli, atau bahan kimia lainnya. Warung dan masyarakat disarankan menyimpan minyak jelantah di wadah bersih, seperti galon atau botol bekas, di tempat yang aman hingga siap diambil. Minyak yang terkumpul akan disaring, diperiksa kualitasnya, dan dihitung total kuantitasnya selama satu bulan.

“Melalui program ini, kami ingin menjadikan limbah rumah tangga sebagai sumber daya yang bernilai. Dengan memanfaatkan jaringan distribusi Dagangan di wilayah Yogyakarta, kami menawarkan solusi yang tidak hanya memberikan dampak lingkungan positif tetapi juga tambahan pendapatan bagi pengguna aplikasi Dagangan serta masyarakat sekitar.” ujar Ryan Manafe, CEO & Co-founder Dagangan. (*)

 

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB