Krjogja.com Tangerang — Selama tahun 2024 penjualan bersih PT Unilever Indonesia, Tbk (Perseroan) setelah audit sebesar Rp 35,1 triliun. Sementara laba bersih sebesar Rp 3,4 triliun, atau terkoreksi sebesar 29,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan penurunan penjualan dan kenaikan investasi yang diperlukan dalam transformasi.
Saat ini tengah berfokus pada transformasi bisnis dan organisasi, dan baru-baru ini memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk mendivestasikan bisnis Es Krim.
“Langkah-langkah strategis ini menggarisbawahi komitmen Perseroan untuk memperkuat posisi di pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap, di Jakarta, Kamis (13/2).
Baca Juga: Pengurus JATMAN Temui Ketua Umum PBNU, Terima SK Kepengurusan Baru
Sementara penjualan domestik terkoreksi sebesar 8,7 persen dari tahun ke tahun karena Pertumbuhan Harga Dasar (Underlying Price Growth/UPG) yang negatif sebesar -3,6 persen dan Pertumbuhan Volume Dasar (Underlying Volume Growth/UVG) yang negatif sebesar -5,2 persem.
“ Penjualan setahun penuh secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai upaya tegas dan berani, yang bertujuan untuk mengatasi masalah operasional demi memprioritaskan pertumbuhan jangka panjang,” tegasnya.
Sementara untuk marjin laba kotor sebesar 47,6 persen, terkoreksi sebesar 213 bps dibandingkan tahun sebelumnya sebagai dampak dari biaya transformasi dan pengurangan stok pelanggan.
Dikatakan, perbaikan pangsa pasar selama tahun 2024 dibandingkan dengan posisi terendah di Desember 2023, walaupun masih di bawah posisi pangsa pasar YTD Oktober 2023.
Launch dan relaunch 46 inovasi untuk memperkuat merek dan portofolio serta memanfaatkan segmen konsumen yang sedang bertumbuh. (Lmg)