bisnis

Menenun Impian Sebelum Usia 30: Susanne Melvina dan Kisah Intresse Membawa Budaya Indonesia ke Etalase Digital Bersama Shopee

Jumat, 30 Mei 2025 | 17:40 WIB
Seller Story Sukses Berkarya Sebelum 30 (Istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Di usia ketika banyak anak muda masih meraba arah hidup, Susanne Melvina telah memegang kemudi sebuah brand fashion lokal yang tak sekadar menjual busana—tetapi juga merajut cerita, budaya, dan identitas bangsa ke dalam setiap helai kain. Usianya baru 28 tahun, namun tanggung jawab yang ia emban besar: meneruskan warisan keluarga sekaligus membawa Intresse, label modest wear Indonesia, naik ke panggung nasional dan digital. Dan bersama Shopee, perjalanan ini bukan hanya mungkin, tapi juga menjanjikan.

Dari Majalaya ke Jagat Digital

Perjalanan Intresse tidak bermula dari panggung runway atau kantor pusat di kota besar. Cerita ini dimulai di Majalaya, Jawa Barat—di sebuah pabrik tekstil milik keluarga, yang sejak tahun 1980 menjadi tangan di balik layar berbagai label fashion Tanah Air. Tapi titik balik datang dari hal yang tidak terduga: setumpuk stok baju pria yang nyaris terlupakan. Bagi sang pendiri, Fanny Kurniawan, itu bukan sekadar sisa produksi, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar.

Tahun 2001, Fanny menjadikan sisa itu sebagai batu loncatan. Ia membawa koleksi ke pameran, toko daerah, hingga department store. Celana, kaos, dan kemeja pria kasual menjadi langkah pertama Intresse sebagai brand mandiri.

Namun, benih identitas sejati Intresse baru tumbuh saat mereka berani berpaling ke dalam: ke akar budaya Indonesia. Dengan mengusung kain tenun dan motif etnik lokal, Intresse mulai menanamkan ciri khas pada setiap koleksinya—tanpa cetakan digital, tanpa tiruan. Hanya benang, kreativitas, dan warisan budaya.

Estafet Generasi, Transformasi Digital

Dua dekade kemudian, estafet beralih ke Susanne Melvina. Berbekal pendidikan di RMIT University Australia dan pengalaman di industri ritel global, Susanne kembali ke Indonesia bukan hanya dengan ilmu, tetapi juga misi: memodernisasi Intresse, tanpa kehilangan akarnya.

Langkah pertamanya begitu strategis: membuka official store di berbagai platform e-commerce, termasuk Shopee Mall. Dan dari sinilah, Intresse tak lagi hanya hadir di etalase toko, tapi di genggaman tangan masyarakat dari Aceh sampai Papua. “Shopee itu etalase raksasa. Kami bisa hadir bahkan di kota yang belum pernah kami datangi secara fisik,” ujar Susanne.

Namun, Susanne tak berhenti di sana. Ia merambah fitur-fitur interaktif Shopee, termasuk Shopee Live—platform live streaming yang mengubah cara Intresse berkomunikasi dengan pelanggannya. Di sana, Susanne sendiri kerap muncul, bukan sebagai direktur, tapi sebagai teman yang menyambut di butik virtual. Ia menunjukkan cara memadupadankan koleksi, menjelaskan detail kain, dan menjawab pertanyaan pelanggan secara langsung.

Hasilnya? Penjualan meningkat drastis, terutama di momen-momen besar seperti Ramadan, bahkan hingga 4 kali lipat. Lebih dari itu, hubungan emosional antara brand dan pelanggan pun terbangun—sebuah aset yang tak ternilai dalam bisnis modern.

Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Strategi digital Intresse tak berhenti di Shopee Live. Susanne juga memanfaatkan program Shopee Affiliate untuk menjangkau audiens muda melalui kreator lokal. “Kami percaya, kreator bisa menyampaikan cerita Intresse dengan cara yang lebih otentik,” katanya. Hasilnya adalah promosi yang terasa alami, bukan iklan yang memaksa.

Semua ini adalah bagian dari upaya Intresse untuk tidak sekadar bertahan, tetapi tumbuh. Tumbuh dengan identitas yang jelas, visi yang kuat, dan keberanian untuk beradaptasi.

25 Tahun dan Sebuah Selebrasi Budaya

Halaman:

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB