bisnis

Penjual Di E-Commerce Makin Pemaham Biaya Platform Sebagai Investasi

Rabu, 26 November 2025 | 14:15 WIB
Penjual Di E-Commerce Makin Pemaham Biaya Platform Sebagai Investasi (ISTIMEWA)


JAKARTA (KR) - Di tengah persaingan bisnis digital yang semakin ketat, pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk terus beradaptasi dengan memanfaatkan strategi penjualan. Salah satu perubahan menarik dalam cara penjual (seller) menjalankan bisnis online kini mulai terlihat, komponen biaya di e-commerce tidak lagi dianggap sebagai beban, melainkan sebagai investasi yang bisa meningkatkan angka penjualan.

Dalam hasil riset Katadata Insight Center (KIC) bertajuk 'Biaya Tambahan dan Strategi Penjualan: Membaca Suara Seller E-Commerce', Direktur Eksekutif Katadata Insight Center Fakhridho Susilo menjelaskan, riset ini dilakukan dengan mixed-method pada periode 19 September–9 Oktober 2025. Diawali dengan survei kuantitatif secara online terhadap 602 seller kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sudah berjualan minimal 1 tahun, survei dilanjutkan dengan wawancara mendalam (In-Depth Interview/IDI).

"Sejumlah seller mulai memandang biaya administrasi dan komponen biaya lainnya sebagai bagian dari investasi yang berpotensi meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis UMKM," kata Fakhridho, di Jakarta, Selasa (25/11).

Baca Juga: Kalem Aja, Twilio Ungkap Konsumen Indonesia Paling Sabar di Tengah Keruwetan Era Digital Asia Pasifik

Temuan KIC menyebut memiliki pemahaman tentang struktur biaya yang ada di platform. Dari komponen biaya e-commerce yang paling banyak diketahui para penjual adalah admin fee/komisi (41,5 persen). Setelah itu, payment fee (34,2 persen), biaya ongkos kirim subsidi (29,1 persen), diskon/promo (13,8 persen), biaya operasional tambahan (9,3 persen), biaya iklan/ads (7,3 persen), biaya kampanye/campaign (1,3 persen), dan lainnya (21,1 persen).

Survei mengungkap sebagian besar seller memandang komponen biaya ini masuk dalam perhitungan strategi mereka untuk meningkatkan penjualan, dengan skor rata-rata 8,39 (dari skala 1-10). Hal ini menandakan sebagian besar seller mengalokasikan biaya platform dalam rencana strategi bisnis mereka.

Kedua, penjual memandangnya sebagai investasi (skor 8,45) yang berkontribusi pada peningkatan penjualan dan paparan (exposure) produk. Ketiga, seller menilainya dari segi hasil (8,31); dan keempat, sebagai kontribusi (8,56). Hal ini memperkuat temuan bahwa "mayoritas seller benar-benar merasakan hasil dan kontribusi nyata dari biaya yang mereka keluarkan terhadap performa bisnis.

Baca Juga: Prediksi Skor PSG vs Tottenham Hotspurs di Liga Champions 2025 Matchday Kelima, Siapa yang Lebih Dominan?

Dari sisi manfaat, komponen-komponen biaya itu dinilai mayoritas (91,2 persen) responden sebanding dengan hasil yang didapat. Terutama, dalam hal visibilitas, traffic pembeli, dan dukungan fitur promosi yang ditawarkan.

"Dari biaya yang seller keluarkan untuk berjualan di e-commerce, sebagian besar seller menilai bahwa biaya platform e-commerce tersebut sudah sebanding dengan manfaat yang mereka peroleh," ungkap Fakhridho.

Diah Ayu Normalitasari, pemilik Toko Diah Shop/Pawon Lita, menilai biaya tambahan di e-commerce sebagai keniscayaan dalam jual beli online sekaligus sebagai bentuk investasi operasional. Bahwa, akses layanan dan fasilitas promosi e-commerce perlu diimbangi dengan kontribusi biaya dari seller.

Baca Juga: Prediksi Skor PSG vs Tottenham Hotspurs di Liga Champions 2025 Matchday Kelima, Siapa yang Lebih Dominan?

“Customer juga paham ada biaya platform dan tetap membeli, jadi masih bisa kami sesuaikan. Kadang kalau ditanya kenapa harga naik, saya jelaskan sekarang banyak program promo dan biaya admin juga, mereka ngerti karena sering belanja online,” ujarnya.

Dari ragam komponen biaya, responden paling banyak mengalokasikan biaya untuk program diskon atau promo (16,7 persen). Komponen biaya berikutnya yang banyak dikeluarkan seller ialah biaya operasional tambahan (15,1 persen), admin fee/komisi (14,5 persen), biaya iklan (14,2 persen), biaya kampanye (13,7 persen), biaya ongkir subsidi (13,2 persen), dan payment fee (12,7 persen).

 

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB