bisnis

Tuntaskan Krisis Cs-137: BPOM Lepas Ekspor Rempah Raksasa ke Amerika Serikat

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:05 WIB
Suasana pelabuhan Tanjung Priok (Ist)

Krjogja.com - JAKARTA - Gerak cepat Kepala BPOM Taruna Ikrar mengembalikan kepercayaan FDA, memastikan rempah Indonesia kembali menembus pasar Amerika setelah badai kontaminasi Cs-137.

Angin pelabuhan Tanjung Perak, sore itu membawa aroma rempah yang telah berabad-abad menjadi identitas Nusantara. Namun hari ini berbeda, di hadapan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., berjejer delapan kontainer berisi cengkeh dan kayu manis, seberat 174 ton senilai Rp14 miliar ,menjadi simbol pemulihan martabat bangsa setelah badai kontaminasi radionuklida Cesium-137 mengguncang hubungan dagang Indonesia–Amerika Serikat, pada Senin (15/12/2025).

Baca Juga: Pemkab Purworejo Dukung ISP Berlaga di Liga 4 Jateng

Langkah ini menandai tonggak baru dalam sejarah pengawasan pangan Indonesia: untuk pertama kalinya, BPOM bertindak sebagai Certifying Entity resmi US FDA dalam memastikan seluruh rempah Indonesia yang masuk ke Negeri Paman Sam bebas cemaran radioaktif. Penunjukan ini lahir dari krisis, tetapi menjelma menjadi momentum diplomasi kepercayaan yang memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global.

Babak Baru dari Sebuah Krisis Global

Semuanya bermula ketika US FDA menerbitkan Import Alert 99-51 dan 99-52, setelah menemukan kontaminasi Cesium-137 pada produk udang beku dan cengkeh dari Indonesia pada 2025. Sejak 31 Oktober, Negeri Paman Sam memberlakukan persyaratan sertifikasi impor untuk udang dan rempah dari Jawa dan Lampung—aturan ketat yang dapat membatasi perdagangan.

Baca Juga: Deretan Pantai Terindah di Yogyakarta yang Cocok Dikunjungi Saat Liburan

Dalam sistem US FDA, komoditas bisa jatuh ke Red List atau Yellow List bila dianggap berisiko, dan hanya negara yang mampu membuktikan standar pengawasan tertinggi yang boleh kembali menyuplai pangan ke Amerika. Maka ketika US FDA secara resmi menunjuk BPOM sebagai lembaga sertifikasi — itu adalah pengakuan internasional bahwa Indonesia dipercaya untuk menjaga integritas pangan ekspornya.

Bertarung di Lapangan: Sains, Sistem, dan Sinergi

Pemulihan ekspor rempah ini tidak terjadi dalam semalam. Sejak November, BPOM menggerakkan operasi teknis nasional—dari pabrik hingga dermaga.

Di balik acara seremoni hari ini, terdapat kerja sunyi namun luar biasa dari para food inspector, laboran, dan petugas teknis yang menyisir sarana produksi, men-scan kontainer dengan Radioisotope Identification Device (RIID), hingga mengambil sampel untuk diuji BRIN.

BPOM juga mempercepat penyusunan lima pedoman teknis nasional—dari protokol pemindaian hingga skema sertifikasi—yang hari ini secara resmi diluncurkan dan diserahkan kepada para pelaku usaha.

Pada periode November–Desember 2025, terdapat 125 shipment yang siap ekspor, dan hingga 12 Desember, 82% telah selesai di-scan dan diuji, dengan 37 sertifikat SSC telah diterbitkan.

“Inilah bukti bahwa Indonesia tidak menunggu keadaan membaik, Indonesia bergerak memperbaikinya,” kata Prof Taruna Ikrar dalam sambutannya saat melepas komoditas ekspor tersebut ke Amerika Serikat.

Halaman:

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB