cerita-lensa

Argo Senja

Senin, 3 September 2018 | 03:00 WIB

“Itu Argo Senja, Pak.”


“Apa itu sama dengan kereta senja yang berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta, kereta yang tidak akan pernah kembali, seperti di cerpen saya? Kalau ya, akan saya tuntut penulis cerita ini sebagai tindakan plagiat.”

“Oh berbeda, Pak. Di kereta Argo Senja, penumpangnya akan kembali. Tidak seperti di cerpen Bapak.”

“Hmm, begitu, ya?” kemudian lelaki berambut panjang itu pun berlalu. Tinggallah sesama petugas loket saling berbisik.

“Siapa sih, dia?”

“Oh, itu Seno Gumira.”

Sementara itu, penumpang yang telah memegang tiket, akan diantar oleh keluarganya. Dan setiap keluarga akan menangis, perpisahan menjadi begitu dramatis, ada yang tangisannya pecah sampai meraung-raung, ada yang memeluk sehingga air mata itu pun membasahi bahu. Stasiun Pasar Senja sesaat menjadi hiruk-pikuk layaknya pasar. Hanya saja hiruk-pikuk itu bukan disebabkan oleh kesibukan jual-beli, melainkan riuh-rendah perpisahan.

Halaman:

Tags

Terkini

PPM Misi Selamatkan Warga Dari Covid-19

Senin, 5 April 2021 | 08:31 WIB

Rayakultura Terbitkan Antologi Cerpen Cinta Bumi

Rabu, 27 November 2019 | 23:38 WIB

Foto-foto Hari Tanpa Bayangan di Yogyakarta

Sabtu, 13 Oktober 2018 | 23:01 WIB

Kesetiaan Kader

Senin, 3 September 2018 | 21:17 WIB

Kesaksian Burung Manyar

Senin, 3 September 2018 | 20:57 WIB

Argo Senja

Senin, 3 September 2018 | 03:00 WIB

Ini Juara Lomba Foto Mangunan

Rabu, 18 Januari 2017 | 13:12 WIB

Kemeriahan Toegoe Jogja Festival

Minggu, 9 Oktober 2016 | 20:20 WIB

Perjalanan

Minggu, 7 Agustus 2016 | 13:13 WIB