BANTUL, KRJOGJA.com - Kepala Badan Pangan Nasional, H Arief Prasetyo Adi ST MT, melakukan kunjungan kerja ke PG- Madukismo Kasihan Bantul untuk melihat dari dekat tentang keberadaan dan aktifitas pabrik gula serta ketersediaan gula Nasional, Sabtu (28/5/2022) siang. Kedatangan H Arief disambut Komisaris PT Madubaru (Direktur SDM PT RNI Persero) Endang Suraningsih, Dirut PT Madubaru PG-PS Madukismo, Iwan Revianto Rares SE Akt MSc CA, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Ir Sugeng Purwanto MM serta sejumlah karyawan pimpinan PG-PS Madukismo.
Setelah melihat proses produksi gula di pabrik mulai dari penggilingan tebu, pengolahan nira, kristalisasi hingga packing terakhir, Kepala Badan Pangan Nasional, berharap kepada Madukismo, seperti tujuan semula didirikan pabrik pada tahun 1955 dan diresmikan Presiden Sukarno 29 Mei 1958, harus bisa bermanfaat bagi masyarakat.
H Arief menegaskan, pada saat ini harga pembelian gula dari petani minimal harus Rp 11.500 per Kg , dan jika harga lelang lebih dari Rp 11.500, hendaknya haknya petani tetap diberikan. "Karena kunci produktifitas dari sektor pertanian atau perkebunan adalah kesejahteraan petani," ungkapnya.
Di Madukismo kemarin, H Arief juga melakukan diskusi dengan jajaran direksi dan pimpinan di Madukismo, membicarakan tentang komodite pertanian lain selain tebu, seperti kedele. Tetapi selanjutnya difokuskan ke produktifitas tebu sebagai bahan baku di pabrik gula. "Kami harapkan gula dari Madukismo yang diproduksi dari tanaman tebu, hasilnya bisa baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk yang dipasarnya lewat pasar tradisional maupun pasar modern.Tetapi saya tadi melihat langsung hasilnya sudah bagus," imbuhnya.
Sementara Dirut PT Madubaru PG- PS Madukismo menjelaskan, kebutuhan gula untuk konsumen di DIY dalam setahun sekitar 48.000 ton hingga 50.000 ton, sehingga per bulannya butuh gula konsumsi 4.000 ton. Sedangkan kebutuhan gula konsumsi di Jateng dan DIY atau wilayah kerja Madukismo per tahunnya bisa mencapai 160.000 ton. Karena itu selain disuplai dari Madukismo juga dari pabrik gula lainnya, terutama pabrik gula yang ada di Jateng. Sementara produksi Gula Kristal Putih (GKP) hasil giling tahun 2022 ini dari eks tebu dan pengolahan gula mentah (row sugar) diprediksi bisa mencapai 60.000 ton, sehingga hasil produksi gula Madukismo giling 2022 cukup untuk memenuhi konsumen di DIY sampai akhir Desember 2022.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY menambahkan, pihaknya sebagai instansi di hulu, berusaha pembudidayaan tanaman tebu di DIY tetap eksis. Tetapi karena persaingan komoditas tanaman perkebunan atau pertanian yang lain serta berkurangnya lahan pertanian untuk pemukiman, sehingga pengembangan tanaman tebu diarahkan ke lahan marginal, walaupun hanya terbatas.
"Sehingga untuk mencukupi pasokan bahan baku tebu ke Madukismo harus mendatangkan dari luar daerah, utamanya dari Jateng," pungkasnya. (Jdm)