BANTUL, KRJOGJA.com - Serangkaian peristiwa tindak kejahatan jalanan di Bantul belum berimbas terhadap sektor wisata. Sejumlah pengelola wisata berbasis masyarakat diminta meningkatkan pengamanan. Termasuk menghindari penjualan barang-barang yang berpotensi memicu tindak kejahatan, diantaranya minuman berkalkohol.
"Masalah kejahatan jalanan belum berpengaruh disektor pariwisata secara signifikan. Tetapi segala sesuatunya perlu diantisipasi lebih baik daripada setelah ada kejadian," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Drs Kwintarto Heru Prabowo SSos MM, Rabu (13/4/2022).
Dijelaskan, meski belum berdampak, tetapi sudah saatnya membuat standarisasi ataupun semacam pengamanan di tingkat lokal. Agar potensi tindak kejahatan diantisipasi sejak dini. Pihaknya juga mengimbau wisata community based tourism (CBT) atau desa wisata dengan tidak ada minuman keras.
Karena dua barang tersebut kerap memicu tindak kejahatan. Dengan persiapan memadai terkait menjaga keamanan tentu
akan memberikan satu keyakinan bagi pengunjung bahwa berwisata di Bantul tetap aman dan nyaman. Kwintarto menjelaskan, pihaknya juga sosialisasi dengan pengelola wisata jika mengetahui tindak kejahatan jalanan nantinya bisa menghubungi pihak terkait.
Terpisah Ketua Komisi B, Wildan Nafis SE MH mengungkapkan, maraknya tindak kejahatan jalanan sedikit banyak juga mencoreng citra pariwisata di DIY pada umumnya dan Bantul khususnya. Apalagi ada peristiwa kejahatan jalanan terjadi di wilayah perbatasan Bantul dan Kota Yogyakarta.
Politisi PAN tersebut berharap pihak terkait terus menggencarkan patroli, deteksi dini potensi kejahatan seperti yang sudah dilakukan. Tidak kalah penting, peran masyarakat dan orang tua terutama yang memiliki anak remaja laki-laki harus mengawasi pergaulan keseharian. (Roy)Â