Dua Serangan Bikin Petani Cabai 'Terkapar'

Photo Author
- Rabu, 13 April 2022 | 10:10 WIB
Petani menunjukkan cabai yang terserang patek.(Foto: Sukro R)
Petani menunjukkan cabai yang terserang patek.(Foto: Sukro R)

BANTUL, KRJOGJA.com - Petani cabai lahan pasir Dusun Soge Kalurahan Srigading Sanden Kabupaten Bantul tengah menghadapi dua persoalan yang sulit dihindari. Selain harus berperang melawan serangan patek. Petani juga dihadapkan pada rendahnya harga jual cabai.

"Untuk harga sekarang ini kisaran harga Rp 15.000 per kilo tetapi ada pula yang harga jualnya di bawah angka itu. Kami tetap punya harapan nanti menjelang Hari Raya Idul Fitri harga kembali naik," ujar seorang petani Yuni Maryanto, Selasa (12/4/2022).

Dijelaskan, musim panen cabai kali ini sebenarnya harganya sempat meroket menembus angka Rp 75.000 per kilo. Tetapi setelah itu harga jual terus merosot dan terendah pada saat ini. Kondisi sulit terkait anjloknya harga jual diperparah dengan serangan patek yang tidak kunjung pada. Bahkan persentase serangan kini semakin meluas menguasai seluruh hamparan lahan cabai.

Dijelaskan sebenarnya serangan patek tersebut sebelumnya sudah terjadi, tetapi tidak semasif sekarang ini. "Salah satu ciri cabai yang sudah terserang patek sebagian buahnya terlihat kering atau rusak," ujarnya. Pada awal serangan dulu petani masih bisa panen Karena harganya cukup bagus. Tetapi begitu harga jual jatuh, serangan patek tidak kunjung usai petani benar -benar dalam kondisi sulit.

Kabid Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan, Dinas Pertanian Perkebunan Kelautan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul, Ir Imawan Eko Handriyanto MP mengatakan, patek disebabkan oleh jamur ini dapat dikendalikan secara alami dan fungisida. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X