Uniknya Penghobi Bonsai, Pohon Ditawar Rp 1,6 Miliar Tapi Tak Mau Dilepas

Photo Author
- Selasa, 22 Februari 2022 | 15:10 WIB
Salah satu bonsai yang ikut serta dalam Festival Bonsai Nasional Piala Raja di JEC. (Harminanto)
Salah satu bonsai yang ikut serta dalam Festival Bonsai Nasional Piala Raja di JEC. (Harminanto)

BANTUL, KRJOGJA.com - 472 pohon bonsai dipamerkan di halaman barat Jogja Expo Center (JEC), Selasa (22/2/2022) da lam rangka Festival Bonsai Nasional Piala Raja. Menariknya, pohon-pohon mini berbagai jenis itu memiliki nilai luar biasa, hingga milyaran Rupiah.

Nilai pohon bonsai memang subjektif, tidak ada patokan layaknya barang-barang hobi lainnya. Tak heran memang, harganya bisa melangit, tergantung masing-masing mata dan hati yang mengagumi.

RM Jarot Nugroho Priyo Kusumo, salah satu pegiat bonsai yang juga ketua penyelenggara Festival Bonsai Nasional Piala Raja mengungkap, penghobi bonsai memang memiliki keunikan tersendiri. Terkadang, mereka akan melakukan hal-hal di luar nalar padahal bagi kebanyakan orang akan terasa menguntungkan.

“Jadi, ada penghobi, membuat bonsai dan berhasil sampai bonsainya ditawar sampai Rp 1,6 miliar. Ini sensitif sebenarnya karena sifatnya subjektif sekali. Tapi ya itulah, tidak dilepas karena merasa belum ingin saja. Ya inilah penghobi bonsai itu,” ungkapnya pada wartawan ketika berbincang, Selasa (22/2/2022) sore.

Bonsai menurut Jarot memang bisa memiliki harga yang tinggi. Hal itu dinilai wajar karena membuat bonsai membutuhkan effort yang luar biasa baik itu keahlian personal, ketlatenan maupun waktu yang begitu panjang.

“Bagaimana pohon di alam, kita tanam di pot dengan dimensi lebih kecil namun menyerupai aslinya di alam, dan terpenting hidup sehat. Ini yang sangat sulit dan membutuhkan waktu lama sehingga harga bonsai bisa sangat mahal,” sambung dia.

Gunardi S, salah satu penghobi bonsai yang juga dewan juri dalam Festival Bonsai Nasional Piala Raja mengamini bahwa saat ini animo penghobi bonsai semakin bertambah dengan kemudahan akses media sosial. Selain pohon, kini ekosistem jual beli hal-hal di seputar bonsai tumbuh subur dengan perputaran uang yang terbilang besar.

“Orang jual tunggul untuk bahan bonsai saja sekarang ‘banter’ banget perputaran uangnya. Belum hal-hal lainnya untuk jual beli, potensinya sangat luar biasa karena orang menyukai ini layaknya karya seni,” tandas dia.

Di dunia perbonsaian, pohon diklasifikasikan dalam beberapa grade mulai pohon prospek, pohon silver, gold, platinum dan diamond. Pohon-pohon harus melewati tahapan demi tahapan untuk bisa mencapai grade tertinggi dan hal tersebut tidak mudah, tergantung keahlian dalam perawatannya.

“Jadi bisa pohon yang semula seharga milyaran Rupiah, kalau perawatannya tidak bagus, dijual Rp 100 juta saja tidak akan laku. Tidak mudah memang effort merawat bonsai ini, jadi memang harganya bisa tinggi namun subjektif sekali,” lanjut Gunardi.

Festival Bonsai Nasional Piala Raja sendiri dilaksanakan hingga 28 Februari 2022 mendatang. Berbagai kegiatan diinisiasi mulai edukasi bonsai hingga jual beli seputar bonsai. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X