BANTUL, KRJOGJA.com - Dusun Polaman, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul memiliki potensi unggul bidang pertanian dan perikanan. Keunggulan tersebut berupa mina padi ikan nila, serta memiliki pasar ikan seluas 2,8 hektare yang telah diresmikan oleh Bupati Bantul pada akhir Desember 2021.
Pengolahan ikan nila menjadi beragam produk dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sedyo Rahayu menjadi berbagai olahan siap saji, antara lain dipanggang, asam manis, asam pedas, dan mangut. Produksi masih terbatas apabila ada pemesanan di sekitar Polaman dan Sedayu.
Untuk meningkatkan jenis olahan ikan nila dan pengemasannya, Minggu (13/02/2022) diselenggarakan pelatihan 'Alternatif Pemanfaatan Ikan Nila, Pengemasan, dan Labelling Produk' oleh Wahidah Mahanani Rahayu STP MSc dari program studi Teknologi Pangan dan Nunik Hariyanti SIKom MA dari program studi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan sebagai rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler UAD Yogyakarta periode 88.
Dalam kegiatan tersebut, Wahidah Mahanani Rahayu memperkenalkan berbagai alternatif olahan ikan nila dan cara pembuatannya.
"Ikan nila dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah dapat diolah menjadi abon, bakso, pangsit, bahkan bronis. Tulang ikan juga dapat diolah menjadi tepung dan ditambahkan dalam adonan kue kering sehingga menambah kandungan gizi," ujarnya, Senin (14/02/2022).
Sementara itu, Nunik Hariyanti menyampaikan mengenai pengemasan produk olahan ikan dan pentingnya pelabelan produk. "Pelabelan dapat menjadi ciri khas produk, memberi informasi kandungan bahan kepada pembeli dan keunikan yang menyebabkan produk dapat diingat konsumen," kata Nunik.
Bersama peserta, Nunik merancang bagaimana proses pengemasan produk yang sudah dihasilkan oleh KWT Sedyo Rahayu. Kegiatan tersebut dilanjutkan praktik pembuatan abon ikan.
Ketua KWT Sedyo Rahayu, Sumiyem mengatakan kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menambah wawasan anggota dan menambah alternatif produk yang dapat dihasilkan oleh unit produksi KWT. Selain itu, program ini untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) daerah setempat.
“Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena belum pernah mengolah ikan nila menjadi berbagai olahan lain. Kegiatan ini memberikan wawasan serta pengalaman baru bagi ibu ibu KWT,†katanya.
Menurutnya, salah satu olahan ikan nila yaitu abon ikan nila dapat bertahan lama sekitar 3 sampai 7 hari. Dengan pengolahan ikan nila menjadi produk olahan tersebut, diharapkan penjualan produk dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Ditemui di tempat terpisah, Dukuh Polaman sekaligus pengurus Mina Padi Sedyo Makmur, Suparjo, menyatakan dukungannya atas kegiatan pengabdian dari UAD.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberi tambahan pengetahuan kepada masyarakat. Semoga ibu-ibu KWT dapat mempraktikkan pengetahuan yang sudah dipelajari.†harapnya. (Jay)