KULONPROGO, KRJOGJA.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo meminta kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan intensitas pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) (Dinkes) setempat Rina Nuryati menjelaskan, akhir 2021 dan awal 2022 merupakan siklus penghujan. Pada masa ini, potensi penyebaran penyakit DBD akan meningkat karena ada kenaikan populasi nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD.
Berdasarkan data Dinkes, selama 2021 tercatat 884 kasus dan dari jumlah tersebut ada peningkatan signifikan sebanyak 62 kasus pada dua minggu terakhir di Desember. Dari keseluruhan kasus di tahun lalu bahkan ada enam kasus kematian.
"Kami mengimbau masyarakat semakin meningkatkan PSN dengan melakukan gerakan 3M. Menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi dan ember. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren dan lain sebagainya. Serta mengubur barang bekas," ungkapnya, Senin (17/1/2022).
“Dengan digalakkannya PSN tentu harapan kita tidak ada kasus DBD yang sampai menyebabkan kematian,†tutur Rina.
Rina Nuryati juga mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap kemungkinan penyakit lain yang timbul pada musim penghujan. Salah satu potensi penyakit yang perlu diwaspadai adalah penyebaran penyakit Leptospirosis. Penyakit yang disebabkan kencing tikus itu dimungkinkan meningkat penularannya lantaran banyaknya genangan air.
Potensi penyebaran penyakit Leptospirosis banyak ditemukan di wilayah perkotaan. Sehingga masyarakat perkotaan diimbau lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar rumah supaya tidak menjadi sarang tikus.
“Temuan kasus Leptospirosis ada di wilayah Kapanewon Kokap, Pengasih, Panjatan, Lendah Wates, Girimulyo dan Nanggulan. Sehingga kami meminta masyarakat waspada,†imbaunya. (Rul)
