KULONPROGO, KRJOGJA.com - Bupati Kulonprogo Drs Sutedjo menjelaskan selain untuk membuka isolasi wilayah pegunungan di empat kapanewon Kabupaten Kulonprogo (Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan sebagian Kapanewon Kalibawang), program Bedah Menoreh juga sebagai alternatif akses dari Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Borobudur dan masuk Program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur yang diinisiasi Presiden Ir Joko Widodo.
"Pemkab Kulonprogo membuat jalur Bedah Menoreh sesungguhnya untuk membuka wilayah terisolir dan hasilnya luar biasa, respon masyarakat sangat positif. Terbukti sekarang sepanjang jalur Bedah Menoreh bermunculan destinasi-destinasi wisata baru yang dikelola kelompok masyarakat," kata Bupati Drs Sutedjo saat menerima audiensi jajaran Direksi Kedaulatan Rakyat (KR) di Ruang Menoreh Komplek Pemkab setempat, Senin (29/11/2021).
Usai bertemu Bupati Sutedjo yang didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Agung Kurniawan SIP MSi dan Kabid  IKPS Bambang Susilo MEng, Dirut KR Muhammad Wirmon Samawi SE MIB bersama Komisaris Utama Prof Dr Inajati Adrisijanti, Direktur Pemasaran Fajar Kusumawardhani SE, Direktur Keuangan Imam Satriadi SH, Direktur Umum Yuriya Nugroho Samawi MM MSc dan Direktur Produksi Baskoro Jati Prabowo SSos, Pemred KR Drs Octo Lampito MPd dan Pemred Koran Merapi Drs Swasto Dayanto juga sowan Wabup Fajar Gegana.
Progres pembangunan jalur Bedah Menoreh cukup positif. Jika target pembangunan jalan Bedah Menoreh semula sepanjang 63 kilometer (km) dari Kapanewon Temon hingga Kapanewon Kalibawang. Tapi setelah disurvei dan dicermati lagi ternyata berkurang, ada titik-titik wilayah yang bisa dipotong kompas sehingga panjangnya hanya 53 km, penghematan 10 km.
"Dari panjang 53 km tersebut sudah ada eksisting jalannya dan tinggal menyempurnakan saja. Saat ini sekitar 17 km kondisi jalannya sudah ideal untuk jalur akses dari Kulonprogo menuju kawasan Candi Borobudur. Ruas jalan tersebut bisa dilewati bis besar berpapasan," jelasnya.
Bupati berharap koran tertua di nusantara ini tetap berada di rel yang ada. "Sampai saat ini kami menilai KR masih on the track. Artinya tidak terkontaminasi kepentingan-kepentingan sesaat yang bisa mencederai perjuangan dan pengabdian para pendiri KR," tuturnya.
Karena itu pihaknya ikut menjaga supaya KR tetap pada komitmen ketika perusahaan media ini didirikan dulu.
"Keberadaan media termasuk KR sangat kita butuhkan dalam mensukseskan program-program pembangunan daerah," tegasnya.
Dirut KR, Wirmon Sawami mengungkapkan, audiensi upaya menjaga tali silaturahi antara manajemen KR dengan kepala daerah di empat kabupaten satu kota di DIY, termasuk dengan Bupati Sutedjo dan Wabup Fajar Gegana.
"Semenjak bupatinya Pak Sutedjo menggantikan Pak Hasto baru sekarang kita bisa audiensi. Harapan kami ke depan semakin harmonis hubungan kemitraan kita," ujarnya.
Dalam menjalankan misi KR berslogan migunani tumraping liyan media ini akan selalu mendukung setiap program pembangunan yang dilaksanakan pemkab Kulonprogo tanpa mengabaikan sikap kritis yang bersifat membangun. (Rul)