KULONPROGO, KRJOGJA.com – Angkutan Umum Pedesaan (Angkudes) menjadi sulit dijumpai di Kulonprogo. Kendaraan angkutan penumpang ini beroperasional hanya di pasar-pasar tertentu saja. Sedangkan pada hari-hari biasa sepanjang hari menghilang di jalanan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kulonprogo, L Bowo Pristiyanto dan Kepala Seksi Angkutan Rahvi Pusnah Adi Purnama mengakui dari hasil pengamatan di sejumlah terminal, hanya menjumpai pada waktu ada pasaran di daerah itu. Angkutan mengangkut barang dagangan dan beberapa orang.
“Jumlah angkudes mengalami penurunan cukup drastis. Ini menjadi fenomena dalam kehidupan sosial. Ada kecenderungan di masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi,†kata L Bowo Pristiyanto, Kamis (17/6/2021).
Banyak angkudes tidak beroperasional, katanya hampir sama dengan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan pembukaan jalur angkutan pariwisata di Kulonprogo. Angkutan Damri jalur Plono – Yogyakarta dan Goa Kiskendo – Yogya, sementara waktu juga tidak beroperasional karena tidak ada penumpang.
Kepala Seksi Angkutan Dishub Kulonprogo, Rahvi Pusnah Adi Purnama menjelaskan dari hasil pengamatan angkudes di Kulonprogo utara, meliputi di Pasar Jagalan, Kalibawang, di Plono Samigaluh, di Kembang Nanggulan dan di Terminal Sentolo.
Di Pasar Jagalan hanya mendapatkan empat angkudes dan di Terminal Sentolo satu angkudes. Di Plono mendapatkan Angkutan AKDP trayek Samigaluh – Yogyakarta, hanya beroperasional melayani penumpang dari Plono – Dekso, Banjararum, Kalibawang. Angkudes beroperasional tidak satu hari penuh tetapi hanya beberapa jam, bersamaan di pasar banyak orang. Angkudes beroperasional yang melayani langganan para pedagang di pasar tersebut.
“Di Jagalan hanya mendapatkan 4 Angkudes dan di Sentolo 1 Angkudes. Pada saat pasar sudah sepi, tidak ada lagi angkudes. Di Kenteng Nanggulan, tidak mendapatkan ada angkudes beroperasional," tambahnya.(Ras)