Tingkatkan Ekonomi Warga, Pelabuhan Tanjung Adikarto Berfungsi Sebagai Obwis

Photo Author
- Senin, 15 Maret 2021 | 17:50 WIB
Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati dan Wabup Fajar Gegana meninjau Pelabuhan Tanjung Adikarto. (Foto: Asrul S)
Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati dan Wabup Fajar Gegana meninjau Pelabuhan Tanjung Adikarto. (Foto: Asrul S)

KULONPROGO, KRJOGJA.com - Keberadaan Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto tidak hanya untuk sektor perikanan saja, tapi juga bisa dimanfaatkan sektor lain salah satunya pariwisata. Menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo, Akhid Nuryati SE, jika penuntasan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto dilakukan pemerintah pusat maka Pemkab Kulonprogo harus mampu menginisiasi sehingga pelabuhan tersebut bisa dioptimalkan sebagai destinasi wisata. Rencana pemerintah pusat mengkaji ulang untuk melanjutkan pembangunan pelabuhan diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga.

"Memang yang paling utama pemanfaatan Pelabuhan Tanjung Adikarto untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata," kata Akhid Nuryati, Senin (15/3/2021).

Pemanfaatan Pelabuhan Tanjung Adikarto sebagai objek wisata (obwis) cukup relevan, mengingat pelabuhan di muara Sungai Serang tersebut berdekatan dengan Obwis Pantai Glagah dan Yogyakarta International Airport dan itu jadi poin penting untuk mendongkrak wisatawan datang ke pelabuhan yang dibangun pada 2003 lalu tapi mangkrak.

"Pemerintah dan masyarakat Kulonprogo sudah lama mendambakan Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi. Kalau kemarin alasannya soal kewenangan, ya monggo, kami di daerah menyerahkan ke Pemda DIY maupun pusat agar bisa diselesaikan pembangunannya sehingga pelabuhan bermanfaat," jelasnya.

Akhid Nuryati berharap agar dalam pengkajian melibatkan warga sekitar sekaligus memperhatikan karakteristik gelombang laut selatan. "Kalau sekarang tingkat kesulitannya pada kondisi alam laut selatan yang karakternya memang berbeda. Bangunan pemecah ombak dan sendimen memang menjadi perhatian khusus. Siapapun yang mengkaji harus hati-hati dan memahami karakterikstik gelombang laut selatan," tuturnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) setempat, Joko Mursito SSn, menjelaskan, konsep Among Tani Dagang Layar dimaknai pengembangan pertanian, perdagangan, ekonomi kreatif dan budaya maritim, tentu keterpaduan tersebut akan menumbuhkan kekuatan dalam mendorong pemulihan perekonomian.

Dalam konteks tersebut sektor pariwisata jadi bagian penting dalam pemanfaatan ruang yang ada. Terutama dalam membangun pola pikir, laut selatan sebagai halaman depan DIY. "Kalau pariwisata berbasis budaya maritim dikaitkan dengan Pelabuhan Tanjung Adikarto tentu nyambung, baik dari sisi konstruksi bangunannya maupun tata kelolanya. Prinsipnya Dinas Pariwisata siap berkolaborasi dengan berbagai pihak," ujarnya.

Apalagi Dispar sedang mengembangkan Program Sambang Gisik dan Romansa Pansela yang menggambarkan semangat membangun wilayah pantai sebagai salah satu unggulan yang dimasukkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah yakni KSPD Pantai Selatan/ Pansela.(Rul)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X