Kematian Burung Kuntul Mulai Terungkap, Ini Penyebabnya

Photo Author
- Kamis, 25 Februari 2021 | 00:10 WIB
Joko Waluyo melakukan pengecekan kematian burung kuntul di Hutan Mangrove Baros. (Foto: Sukro R)
Joko Waluyo melakukan pengecekan kematian burung kuntul di Hutan Mangrove Baros. (Foto: Sukro R)

BANTUL, KRJOGJA.com - Pemicu matinya burung kuntul di Hutan Mangrove Baros Kalurahan Tirtohargo Kapanewon Kretek Bantul mulai mendapatkan titik temu. Hasil pengamatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY menemukan parasit cacing pada saluran pencernaan dan terjadi dehidrasi berat.

Sementara Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul sudah melakukan cek lapangan. Sebagaimana diketahui, puluhan kuntul di Hutan Mangrove mati sejak sepekan terakhir.

Kasi Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Yuyun Prihatining Rahmah, Rabu (24/2/2021) mengatakan, setelah menjalin komunikasi dengan BKSDA DIY sebab matinya burung mulai ada kejelasan. Termasuk ditemukannya parasit cacing di saluran pencernaan.

Burung kuntul juga mengalami dehidrasi berat hingga kekurangan asupan makanan. Yuyun mengungkapkan, untuk sekarang ini juga musim berkembangbiak. Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap kebutuhan asupan makanan dari suplai induknya. Selain itu, ketika pihak BKSDA DIY mengambil sampel dilapangan tidak menemukan burung kuntul dewasa mati.

Dijelaskan, ketika anakan burung kuntul jatuh dari sarang tidak bisa kembali ke atas. Dalam kondisi tidak bisa mencari makan, sehingga bisa memicu kematian. Meski begitu hingga kini menunggu hasil laboratorium dari Balai Besar Veteriner (BBVET) tentang avian influenza, disingkat (AI).

Sementara Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Joko Waluyo SPt MSi mengungkapkan, karena kuntul yang mati berusia muda. Dimungkinkan karena hembusan angin kencang dan jatuh dari sarang. Ketika sudah ditanah dan tidak mampu terbang pada akhirnya mati. Joko mengatakan, jika kematian burung kuntul tersebut bukan akibat zat kimia.(Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X