BANTUL, KRJOGJA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul yang pada awal pandemi Covid-19 gencar melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai lokasi yang dianggap rawan penularan Covid-19, sekarang tidak melayani penyemprotan lagi.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Drs Dwi Daryanto MSi , Jumat (19/2/2021), saat awal muncul pandemi Covid-19, BPBD Bantul mendapat tugas dalam upaya pencegahan dan kesiapan relawan, sehingga hampir setiap hari bersama PMI dan relawan lainnya melakukan penyemprotan disinfektan di tempat- tempat yang rawan penularan Covid-19.
Untuk keperluan tersebut BPBD mendapat dana dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) senilai Rp 200 juta. Dana tersebut diantaranya untuk untuk pengadaan peralatan, termasuk alat semprot atau spray, APD dan distinfektan. Tetapi mulai 2021 di BPBD tidak dianggarkan dana untuk keperluan tersebut.
"Karena tidak ada dana untuk pembelian disinfektan, maka pelayanan penyemprotan disinfektan di BPBD dihentikan," jelas Dwi Daryanto.
Sedangkan peralatannya ,termasuk alat semprot tetap disiapkan di gudang BPBD, jika sewaktu-waktu akan digunakan sudah siap. Relawan yang semula disiapkan untuk penanggulan dan pencegahan Covid-19 sebanyak 2 regu atau 14 personel dikembalikan untuk siaga bencana.
Selain tidak ada anggaran untuk pengadaan disinfektan di BPBD saat ini kegiatan penyemprotan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat di masing-masing wilayahnya dengan swadaya.
"Sekarang sudah banyak dilakukan masyarakat sendiri secara swadaya," imbuh Dwi.
Terkait dengan pemakaman jenazah korban Covid-19, semula relawan BPBD bersama relawan PMI bergabung bertugas memakamkan jenazah dengan memakai kelengkapan ADP level satu. Tetapi sekarang proses dalam proses pemakaman relawan BPBD hanya bertugas untuk pendampingan dan tidak dengan APD level satu.(Jdm)