Gunakan Nyamuk ber-Wolbachia, Sleman Berupaya Tekan Kasus DBD

Photo Author
- Rabu, 17 Februari 2021 | 10:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SLEMAN, KRJOGJA.com - Pemkab Sleman kembali luncurkan inovasi dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD). Bekerjasama dengan Yayasan Tahija dan World Mosquito Program, Pemkab Sleman luncurkan 'Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman' atau 'Si Wolly Nyaman'.

Peluncuran program tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sri Purnomo ditandai dengan penyerahan bibit nyamuk yang telah diberi bakteri Wolbachia kepada Kepala Dinas Kesehatan Joko Hastaryo di Smart Room Kantor Dinas Kominfo Sleman, Selasa (16/2/2021). Peluncuran program tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemkab dalam mengendalikan jumlah kasus DBD di Sleman.

"Ini (program Si Wolly Nyaman) merupakan upaya dalam pengendalian DBD. Sebelumnya telah banyak upaya yang dilakukan Pemkab Sleman yaitu membentuk Pokjanal dan upaya lainnya," jelas Joko.

Terkait kasus DBD di Sleman, diakui Joko ada kenaikan jumlah kasus di tahun 2020 sebanyak 810. Angka tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding pada tahun 2019 yaitu sebanyak 728.

"Dengan adanya kenaikan jumlah kasus DBD ini, penerapan teknologi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan. Pasalnya, secara ilmiah penerapan program tersebut telah menunjukkan hasil yang baik dalam percobaanya," bebernya.

Wolbachia juga dinilai efektif dalam menurunkan penularan virus dengue. Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi yang menyebut Wolbachia ini terbukti menurunkan 77 persen kasus DBD dari hasil efikasi di Kota Yogyakarta.

"Sleman akan menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini. Jadi bukan hanya untuk menekan kasus, tapi juga implementasi dan kita harapkan menjadi role model bagi wilayah lain," katanya.

Hal senada disampaikan Team Leader WMP Riris Andono Ahmad yang mengatakan, selain memiliki kemanjuran sebesar 77 persen, teknologi program Wolbachia tersebut dinilai aman dan ramah lingkungan serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati melakukan simulasi bagaimana metode Wolbachia tersebut diimplementasikan. Metode tersebut jika diimplementasikan di masyarakat dengan meletakkan ember berisi telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di rumah warga dan dibiarkan untuk berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa.

Selanjutnya, nyamuk dengan Wolbachia tersebut akan melakukan perkawinan dengan nyamuk lokal, sehingga keturunannya menjadi nyamuk dengan Wolbachia.(Has)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X