Dokter Paru DIY Kolaborasi Bareng PKK Gelar Screening Ratusan Warga Tamanmartani Sleman, Jangkau Lebih Jauh Lewat 'Sedulur Paru'

Photo Author
- Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:30 WIB
 Bupati Sleman ikuti tes paru bersama warga Tamanmartani hasil kolaborasi PDPI DIY dan PKK DIY. (Harminanto)
Bupati Sleman ikuti tes paru bersama warga Tamanmartani hasil kolaborasi PDPI DIY dan PKK DIY. (Harminanto)

Krjogja.com – SLEMAN – Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang DIY berkolaborasi dengan PKK DIY menggelar screening kesehatan paru di Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Sabtu (20/12/2025). Kegiatan ini menjangkau sekitar 400 warga sekaligus melibatkan kader PKK yang resmi dikukuhkan sebagai “Sedulur Paru”.

Program ini menjadi langkah konkret mendekatkan layanan kesehatan paru ke tingkat keluarga dan komunitas. Screening dilakukan untuk mendeteksi risiko penyakit paru sejak dini, termasuk pada warga tanpa gejala.

Ketua PDPI DIY, dr Megantara Sp P(K) Onk, menjelaskan kegiatan ini menindaklanjuti arahan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang disampaikan pada Juli lalu. PDPI DIY diminta melakukan screening penyakit paru dengan menggandeng PKK sebagai mitra strategis.

Baca Juga: Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

"Ini menindaklanjuti dawuh dari Ngarsa Dalem beberapa waktu yang lalu, bulan Juli kami menghadap beliau dan mendapatkan dawuh untuk melakukan screening beberapa penyakit terkait paru bekerja sama dengan PKK. Kami awalnya terkejut, namun kemudian menyadari dan memahami bahwa PKK adalah organisasi yang paling dekat dengan keluarga," ungkapnya.

Menurutnya, PKK memiliki peran kuat karena dalam sepuluh program pokoknya terdapat aspek kesehatan. Kader PKK dinilai mampu menjadi perpanjangan tangan tenaga kesehatan dalam melakukan edukasi dan screening dasar.

"Screening ini bukan hal baru, ada 14 modul screening dan untuk paru ada tiga yaitu TBC, PPOK, dan kanker. Selama ini pelaksanaan belum maksimal sehingga perlu penguatan di tingkat kader," tambahnya.

Kader PKK dilatih secara singkat menggunakan modul sederhana agar mampu melakukan screening berbasis kuesioner. Jika ditemukan risiko atau gejala tertentu, warga akan dirujuk ke puskesmas terdekat untuk tindak lanjut.

"Screening itu orang tanpa gejala pun diperiksa, berbeda dengan deteksi dini yang menunggu gejala. Nanti kalau ada rujukan lanjutan bisa menggunakan pembiayaan JKN atau mandiri sesuai kebutuhan medis," tandasnya.

Baca Juga: BCA Beri Diskon 30 Persen untuk Wisatawan di Desa-Desa Wisata Ini, Ada yang Seru di Jogja

Untuk wilayah Sleman, PDPI DIY berkomitmen melakukan pendampingan berkelanjutan pascakegiatan. Program ini tidak berhenti pada satu hari pelaksanaan, tetapi diharapkan berjalan terus dan direplikasi ke wilayah lain.

Sementara, Bupati Sleman, Harda Kiswaya, yang hadir di acara dan sempat ikut tes menyatakan dukungan penuh terhadap program Sedulur Paru. Ia menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar program kesehatan berjalan efektif dan tepat sasaran.

"Pemkab Sleman siap suport, apa yang bisa dipadukan sehingga gerak langkahnya seiring dan program berjalan dengan baik. Pemkab Sleman siap mensinergikan gerak dengan Pemda DIY, PDPI agar maksimal sampai ke masyarakat," tambah Harda.

Menurut Harda, Sedulur Paru menjadi momentum memperkuat kebersamaan dari tingkat provinsi hingga desa. Tujuannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sleman, khususnya pada aspek kesehatan paru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X