Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Photo Author
- Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
Sekolah Rakyat menjadikan anak-anak yang dahulu terpinggirkan menjadi berkarakter dan percaya diri.
Sekolah Rakyat menjadikan anak-anak yang dahulu terpinggirkan menjadi berkarakter dan percaya diri.

KRjogja.com - RIANG GEMBIRA terdengar anak_anak sedang bermain bola,terdengar dari jauh saat matahari sudah mulai rebah di ufuk barat. Sore itu sekitar pukul 16.30 WIB, kedua anak terlihat tengah menurunkan bendera yang kini menjadi aktivitas wajib mereka, sebelum kembali istirahat ke asrama.

Perundungan atau bullying dapat menimbulkan trauma mendalam bagi korbannya. Namun, pengalaman tersebut juga bisa menjadi pemicu untuk bangkit dan membuktikan diri, seperti yang dialami dua pelajar Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 9 Jakarta Timur.

Tangis Olivia Dwi Lestari (17) pecah saat mengingat peristiwa di Sekolah Menengah Pertama. Ia menjadi korban perundungan. Tak banyak kata yang terucap, namun air mata dan raut wajahnya memperlihatkan luka yang belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga: Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 Berakhir, Ekosistem Pendidikan Vokasi Bermutu Terwujud

Olivia memilih diam. Ingatan tentang perlakuan yang ia terima masih membekas dan meninggalkan trauma. Tanpa cerita panjang, kesedihannya cukup menggambarkan dampak perundungan yang tiada henti.

"Kelas 9 tuh pas mau lulus-lulusan sempat disuruh berhenti, karena kasus bully juga," ucap Olivia lirih dan tak lama langsung menutup wajahnya tidak sanggup meneruskan cerita.

Namun, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 9 Jakarta Timur ini tidak ingin larut dan jatuh. Terlebih terlahir dari keluarga tidak mampu dan ingin mengangkat derajat otangtua. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini ingin mengangkat derajat hidup orang tua.

"Cita-cita banyak ya, yang pasti ingin sukses dan nanti pingin kuliah juga," katanya belum lama ini.

Baca Juga: Bisa Gondrong dan Tak Pakai Seragam, De Britto Diminati Siswa dari 349 SMP 27 Provinsi di Indonesia

Kepercayaan diri Olivia yang pernah jatuh kini mulai bangkit saat dia masuk dalam Sekolah Rakyat, yang mulai diresmikan pada 14 Juli lalu. Sekolah berasrama membentuk pribadi lebih percaya diri dan mandiri karena semua kegiatan terjadwal.

Meski baru enam bulan menimba ilmu di Sekolah Rakyat, Olivia bisa menunjukkan kemampuannya. Dia pernah tampil di depan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf dan ribuan orang di berbagai rangkaian acara di Kemensos.

Pada peringatan Hari Disabilitas, saya main Marching Band pegang pianika, tampil di depan Pak Mensos dan di Bundaran HI. Saat itu keluarga bangga, adik-adik saya juga lihat kakaknya tampil di depan," ucapnya.

Pengalaman Olivia tidak jauh berbeda yang dirasakan oleh Rahmat Junaedi, siswa SRMA 9 Jakarta Timur ini. Tapi, Rahmat bisa membuktikan dirinya lebih baik dari para pelaku yang merundungnnya.

Meski, perundungan tersebut terjadi saat duduk di bangku sekolah dasar di lingkungan rumahnya, namun peristiwa tersebut tampaknya masih membekas hingga menimbulkan trauma. Meski tidak menceritakan detail, namun Rahmat mengaku kerap mendapat bully secara verbal dan fisik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X