Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Photo Author
- Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB
Narasumber Winda Nur Cahyo dan Fransisco Simamora saat memberikan paparan (Istimewa )
Narasumber Winda Nur Cahyo dan Fransisco Simamora saat memberikan paparan (Istimewa )

SLEMAN (KRJogja.com) - Terdapat tujuh pilar yang menjadi fondasi sistematis dalam mendukung keandalan, efisiensi, dan keberlanjutan kinerja aset. Dengan memahami kinerja 7 pilar ini mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan pendekatan praktis. 

“Semua ini sangat diperlukan dalam karier profesional di industri teknik maupun manajemen,” tandas Head of Maintenance & Reliability Department - PT Geo Dipa Energi (Persero) Fransisco Simamora dalam kuliah umum di FTI UII, Sabtu (20/12). Kuliah bertajuk ‘Optimalisasi Kinerja Aset Pembangkit Panas Bumi melalui Penerapan Holistik Asset Management dan Integrasi Monitoring Online’ diberi pengantar pakar manajemen aset FTI UII, Winda Nur Cahyu PhD.

Asset Management sebagai Sistem Operasi Aset diungkap Fransisco dibangun melalui tujuh pilar utama yang saling terintegrasi. Pertama, Reliability yang berfokus pada identifikasi potential failure serta penentuan strategi pemeliharaan yang tepat. Kemudian Operation & Efficiency yang menekankan pengaturan pola operasi dan pendeteksian anomali operasi. Work Planning & Control sebagai dasar penyusunan rencana eksekusi pekerjaan serta pengelolaan sumber daya dari sisi durasi dan man power.

Baca Juga: GKR Hemas Dorong Penguatan Perempuan untuk Kerukunan dan Kesejahteraan Masyarakat DIY melalui Empat Pilar MPR

Pilar keempat disebut Head of Maintenance & Reliability Department - PT Geo Dipa Energi ialah Outage yang mengatur durasi dan lingkup pekerjaan saat penghentian operasi. Lalu, Aging Asset untuk memprediksi end of life aset secara akurat. Keenam, Life Cycle Cost Analysis dalam mengendalikan biaya di seluruh fase siklus hidup aset dan terakhir serta Supply Chain yang memastikan pengelolaan material dan spare part berjalan efektif dan tepat waktu. 

Asset Management menurutnya menjadi kritis dalam operasi pembangkit geothermal. Hal ini terjadi karena aset yang digunakan—seperti sumur produksi, turbin, separator dan sistem injeksi—memiliki nilai investasi sangat besar, umur panjang. “Namun juga beroperasi pada kondisi ekstrem (temperatur dan tekanan tinggi) yang berisiko tinggi terhadap kegagalan,” tandasnya.

Dalam pengantarnya Dosen Prodi Teknik Industri FTI UII Winda Nur Cahyo PhD mengungkap, perkembangan industri energi panas bumi yang semakin strategis menuntut pengelolaan aset pembangkit yang andal, efisien, dan berkelanjutan. Kompleksitas aset pembangkit panas bumiserta tantangan operasi pada kondisi ekstrem menjadikan penerapan Asset Management secara holistik dan terintegrasi sebagai kebutuhan yang tidak terelakkan. (Fsy)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X