Esti Wijayati Ajak Warga Moyudan Perkuat Gotong Royong dan Toleransi

Photo Author
- Kamis, 18 Desember 2025 | 22:34 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati saat menjelaskan budaya gotong royong dan toleransi. (Foto Istimewa)
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati saat menjelaskan budaya gotong royong dan toleransi. (Foto Istimewa)

 


Krjogja.com - SLEMAN — Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, mengajak masyarakat Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, untuk terus meneguhkan ideologi Pancasila melalui penguatan budaya gotong royong dan toleransi. Ajakan tersebut disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diikuti ratusan warga dari berbagai unsur masyarakat, belum lama ini.

Dalam kegiatan tersebut, Esti menekankan pentingnya Empat Pilar MPR RI—Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika—sebagai fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, nilai-nilai tersebut harus terus dihidupi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar dipahami secara teoritis.

“Pancasila bukan hanya untuk dihafalkan, tetapi harus dipraktikkan dalam sikap dan tindakan. Gotong royong adalah jati diri bangsa, sementara toleransi menjadi kunci utama persatuan,” ujar Esti.

Baca Juga: Bangun Harmoni, Esti Wijayati Dorong Tokoh Agama Jadi Garda Toleransi

MY Esti Wijayati yang juga merupakan anggota Fraksi PDI Perjuangan menekankan bahwa masyarakat Sleman, khususnya Moyudan, memiliki modal sosial yang kuat untuk menjadi contoh penerapan nilai-nilai Pancasila. Ia menyebut budaya saling membantu, musyawarah, dan hidup rukun sebagai kekuatan yang harus terus dirawat di tengah tantangan zaman.

“Ketika warga rukun, negara menjadi kuat,” ujarnya.
“Persatuan lahir dari kesediaan untuk saling menghormati perbedaan.”

Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, Esti juga menyoroti peran pendidikan dan budaya sebagai instrumen strategis untuk memperkokoh ideologi bangsa. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat—tokoh agama, pemuda, perempuan, dan perangkat desa—untuk menjadi agen penguatan nilai Pancasila di lingkungan masing-masing.

“Ideologi bangsa harus dijaga dari desa, dari keluarga, dan dari komunitas,” kata Esti.
“Indonesia akan maju jika Pancasila tetap menjadi bintang penuntun,” tegasnya.

Kegiatan berlangsung dengan dialog interaktif dan antusiasme tinggi dari peserta, mencerminkan komitmen bersama untuk terus merawat persatuan, gotong royong, dan toleransi sebagai warisan luhur bangsa Indonesia.(*) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X