KULONPROGO, KRJOGJA.com - Kementerian Sosial (Kemensos) tetapkan Kabupaten Kulonprogro sebagai Kawasan Siaga Bencana (KwSB) yang ke-8 di Indonesia. Kulonprogo pun digelontor dana dan logistik dengan nilai mencapai Rp 1,6 miliar.
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengatakan pihaknya memberikan bantuan sebesar Rp.1.601.808.000 yang terdiri dari Bantuan Logistik untuk 4 Lumbung Sosial KSB sebesar masing-masing Rp.160.059.350 dengan total Rp. 640.237.400. Tak hanya itu, Kemensos juga memberikan bantuan truk serbaguna 1 unit senilai Rp. 445.012.500, bantuan motor dapur umum 1 unit senilai Rp.55.608.300 dan bantuan logistik DIY senilai Rp. 460.949.800.
“Arahan presiden jelas, tingkatkan kesiapsiagaan bencana di daerah rawan bencana. Dipilihnya Kulonprogo sebagai daerah KwSB karena memang di sini rawan bencana. Kementerian Sosial mencanangkan 471 Kawasan Siaga Bencana se-Indonesia. Kawasan Siaga Bencana di Kulonprogo ini meliputi Kecamatan Temon, Kecamatan Galur, Kecamatan Panjatan dan Kecamatan Karangwuni,†ungkap Juliari.
Mensos menjelaskan salah satu pengembangan fasilitas bencana yang diberikan yaitu tenda berjendela untuk cepat dipasang di lokasi bencana. “Tenda ini bisa disekat sehingga jika ada satu keluarga yang mengungsi dapat dikumpulkan menjadi satu. Disamping itu tenda ini juga bisa diperuntukan khusus bagi pengungsi yang sakit,†jelas Mensos.
Disamping tenda, Kemensos juga telah membuat motor dapur lapangan yang dapat mengantarkan makanan kepada pengungsi yang tidak dapat dijangkau mobil dapur umum. “Motor dapur umum merupakan pengembangan dan jawaban kebutuhan suplai makanan kepada pengungsi di daerah terparah atau sulit diakses,†sambungnya lagi.
Sementara Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin menambahkan pada tahap awal, KwSB dikembangkan di tujuh kecamatan yang ada di Cilacap dan Kebumen, Jawa Tengah serta Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Sidamulih (Kabupaten Pangandaran), Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Adipala (Kabupaten Cilacap), Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan (Kabupaten Kebumen).
“Pada tujuh kecamatan tersebut terdapat desa-desa (berdasarkan hasil pemetaan BMKG) yang memiliki risiko tinggi dan berada pada jalur Megathrust. Sebagian desanya ada yang memiliki risiko rendah terhadap bencana, namun diharapkan dapat menjadi daerah penyangga ketika terjadi bencana,†terang Pepen.
Kemensos menilai pengembangan kampung siaga bencana menjadi kawasan siaga bencana sangat penting untuk mengantisipasi bahaya bencana alam seperti tanah longsor, banjir bahkan kemungkinan terjadinya Megathrust karena tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang dapat memicu tsunami. “Kita akan terus kembangkan KSB dari kampung siaga bencana menjadi kawasan siaga bencana untuk daerah yang ancaman bencananya besar. Untuk kampung siaga bencana saat ini sudah ada 741,†pungkasnya. (Fxh)