BANTUL, KRJOGJA.com - Akibat pandemi wabah Covid-19 ini, PMI Kabupaten Bantul, stok darah yang masih tersimpan di Palang Merah Indonesia (PMI) menipis. Adapun penurunan stok darah mencapai kisaran 50 persen.
Ketua PMI Cabang Bantul, HM. Wirmon Samawi, SE, MIB kepada KRJOGJA.com, Jumat (15/5/2020) menuturkan rata-rata PMI memiliki stok darah sekitar 700 kantong. Namun pada pandemi Covid-19 ini stok darah turun 50 persen dan menipis hingga mencapai kurang dari 350 kantong. Beberapa penyebab menipisnya stok darah PMI di antaranya sebagian warga merasa takut mendonorkan darahnya, layanan jemput bola donor darah yang biasanya dilakukan oleh PMI terhenti sementara dan minimnya kegiatan masyarakat seperti baksos yang membuka layanan donor darah.
"Baksos saat ini konsentrasi pada pemberian bantuan pangan sehingga donor darah jarang tersentuh. Kami mengimbau masyarakat bersedia mendonorkan darahnya demi nyawa dan kemanusiaan. Kami pastikan donor darah PMI Cabang Bantul sesuai dengan protokol kesehatan dan jaminan kebersihan serta peralatan yang digunakan selalu steril," urai Wirmon.
Ditambahkannya dengan penurunan stok darah ini, PMI mengaku kewalahan dan kesulitan apabila tiba-tiba dibutuhkan kantong darah dalam jumlah banyak. Kekhawatiran makin bertambah lantaran saat ini selain wabah Covid-19, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga tinggi. Adapun penanganan DBD juga membutuhkan persediaan kantong darah yang mencukupi.
"Maka dari itu kami meminta kesediaan masyarakat untuk donor darah demi menyelamatkan nyawa sesama," paparnya.
Terkait penanganan Covid-19, PMI Cabang Bantul telah melakukan banyak hal seperti pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis, membantu mengantar dan melakukan penjemputan pasien serta melakukan pemulasaran jenasah. (Aje)