WONOSARI, KRJOGJA.com - Pemanfaatan RSUD Saptosari, Gunungkidul untuk dijadikan lokasi karantina terindikasi Covid-19 positif hasil rapid test menuai kritik. Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno SE dalam kunjungannya mendesak pemkab segera memfasilitasi berbagai kelengkapan agar tidak terkesan dipaksakan hingga membuat warga yang dikarantina terancam tertekan secara psikologis dan dikhawatirkan akan memperburuk penanganan.
"Kenyataannya, RSUD Saptosari untuk isolasi warga terindikasi Covid-19 masih bermasalah dan belum siap digunakan,†katanya disela meninjau lokasi, Jumat (01/05/2020).
Terdapat 21 orang dari hasil repid tes positif diisolasi untuk mempersempit interaksi maupun kontak dengan warga lain dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Tetapi dari segi fasilitas memang masih jauh dari memadai digunakan sebagai ruang isolasi.
Suharno menyoroti juga terkait dengan penggabungan beberapa orang dalam satu ruangan justru dinilai mengkhawatirkan. Bahkan karena gedung masih dalam proses pembangunan juga belum lengkapi sejumlah sarana bangsal (kamar) termasuk fentilasi yang sebenarnya sesuai ketentuan dilengkapi dengan air condition (AC). Belum ada fasilitas hiburan, alat mandi serta tempat minum secara pribadi. Dengan adanya banyak kekurangan pihaknya berharap ada pembahasan lebih lanjut terkait sejumlah temuan yang ia peroleh saat melakukan kunjungan ini.
"Perbaikan RSUD Saptosari terutama dalam penanganan covid-19 ini harus dilakukan secepat mungkin," imbuhnya.
Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih SE sependapat agar pemkab Gunungkidul segera melakukan pembenahan dalam rangka untuk melengkapi berbagai sarana agar mencapai standar kelayakan. Jika dilihat dari pelayanan medis dari dokter, tenaga medisnya memang sudah sesuai termasuk dalam penyediaan logistik warga terisolasi.
Terhadap sejumlah kekurangan inilah agar secepatnya dilakukan kelengkapan agar mereka yang kini dalam karantina tidak semakin tertekan. Pihaknya memang mentadati bahwa Gedung RSUD Saptosari ini masih dalam proses sehingga masih terlihat aktivitas para tukang bangunan. "Kita berharap ada percepatan dalam penanganan," ucapnya.
Terpisah Kepada Dinas Kesehatan Gunungkidul dr Dewi Irawaty MKes menjelaskan pergerakan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini mencapai 65 orang, PDP dirawat 2 orang, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) 1.011 orang, ODP dirawat 1 orang, PDP meninggal 16 orang, jumlah positif dalam perawatan 6 orang, jumlah pasien sembuh 2 orang. Positif dalam akumulatif 8 orang. (Bmp)