YOGYA, KRJOGJA.com - Anggota SAR Satlinmas yang sehari-hari berjaga di Pos SAR Wediombo Gunungkidul mengeluhkan minimnya sarana prasarana. Padahal mereka bertanggungjawab di 16 titik pantai dari total 35 kilometer panjang garis pantai di dua kecamatan. Kendala lain yang mereka rasakan, adalah tidak adanya sinyal telepon. Karena wilayah setempat masuk dalam 'blank spot'. Hal ini cukup menghambat koordinasi, baik saat ada kejadian maupun ketika berjaga.
Hal tersebut diungkapkan Sunu Hadoko selaku Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 1 ketika menerima rombongan dari Komisi A DPRD DIY, Jumat (6/3). Oleh Pemkab Gunungkidul mereka mendapatkan hibah dua unit ambulans yang ternyata kondisinya tidak bisa mendukung sepenuhnya. "Sering mogok. Karena memang usianya sudah tua. Namun, kami tetap berupaya semaksimal mungkin dalam bekerja," katanya.
Untuk itu mereka membutuhkan ambulans baru dan jika memungkinkan adalah 'jetsky'. Pertimbangannya, adalah di wilayah setempat beberapa kali ada kecelakaan laut. Dengan 'jetsky' tentu akan lebih cepat saat menerobos gelombang.
Saat ini jumlah personel SAR Satlinas Istimewa Wediombo berjumlah 35 orang. Sejumlah kejadian yang sering mereka hadapi, seperti orang tercebur sumur hingga gantung diri. Tidak sebatas itu. "Kita juga sering mengantarkan masyarakat menuju layanan medis," ujarnya.
Permasalahan ini mendapatkan perhatian serius dari Komisi A DPRD DIY. Salah satunya diungkapkan anggota Komisi A DPRD DIY Heru Tri Haryono. "Permasalahan ini harus segera direspons Pemkab Gunungkidul. Untuk ambulans, bisa melalui kerja sama dengan CSR," ujarnya.
Sedangkan untuk 'blank spot', dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskompinfo) DIY juga bisa segera melakukan analisa. Apakah di wilayah setempat dimungkinkan untuk didirikan menara BTS atau tidak. "Tujuannya tentu agar komunikasinya lancar. Apalagi potensi wisata di Gunungkidul itu sangat besar," imbuh anggota Komisi A DPRD DIY Bambang Setyo Martono. (Awh)