'Memanen' Air Hujan, Petani Kreatif Manfaatkan Dam - Parit

Photo Author
- Rabu, 19 Februari 2020 | 11:31 WIB

GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Program memanen air hujan dicanangkan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dipertangan) Gunungkidul Ir Bambang Wisnu Broto kini sudah membuahkan hasil. Petani kreatif memanfaatkan dam - parit.

Berkat pembuatan dam parit untuk menampung air ini hujan, sejumlah petani sudah memanen tanaman sayuran sebelum panen padi dan jagung. Tanaman sayuran ini memanfaatkan lahan sekitar parit ditanami cabai, terong, kacang panjang, bawang dan sebagainya.

Meskipun kadang terjadi gangguan hujan beberapa saat, petani tidak lagi cemas, karena air yang tersimpan dalam embung parit kecil-kecil dapat digunakan untuk menyirami tanaman sayuran. “Banyaknya cantoh keberhasilan dam parit untuk memanen hujan ini memudahkan sosialisasi kepada para petani agar terus memanen hujan dengan dam parit,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dipertangan) Gunungkidul Ir Bambang Wisnu Broto, Selasa (18/2/2020) malam.

Menurut Suyatno, petani yang menanam tanaman sayuran di pinggir jalan Panggang-Yogya, selain menanam tanaman pangan, padi jagung, kacang dan kedelai, menanam cabai rawit, terong dan berbagai sayuran lain di lahannya seluas 500 meter persegi dengan memanfaatkan dam parit yang ada disekitarnya. Dalam satu kali petik bisa menghasilkan 90 kg. Harganya tiap petik tidak sama, cabai hijau pernah satu kilogram Rp 22 ribu, Rp 30 ribu dan cabai pernah juga Rp 48 ribu. Demikian pula petani yang menanam kacang panjang, terong dan sebagainya dapat panen mendahului tanaman pangan. Hasilnya, cukup lumayan, panen cabai 500 meter persegi sekali petik dapat memperoleh penghasilan Rp 1,9 juta. Tanaman holtikultura sebagai alternatif menambah penghasilan, selain juga sebagai cadangan jika ada gangguan hujan tanaman pangan yang kemungkinan bisa tidak panen. “Petani sudah banyak yang kreatif untuk memanfaatkan dam parit dalam memanen air hujan,” tambahnya.

Kadipertangan Gunungkidul juga Ir Bambang Wisnu Broto dalam rangka monitoring dam parit di Pedukuhan Garotan, Banedung, Kecamatan Semin, dam parit terisi 9000 m3 (300m x 15m x 2m).

Yasri (35) petani di Garotan mengatakan, keberadaan dam parit Garotan sudah dimanfaatkan untuk menanam jagung dan melon di musim kemarau . Sebelum ada dam parit, tidak ada jaminan ketika memasuki musim tanam ke dua akan berhasil. “Sekarang dam parit menjadi andalan dalam mengatasi kesulitan air ketika tidak turun hujan lagi,” ujarnya.(Ewi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X