Turunkan Angka Stunting dengan Gerakan Multisektor

Photo Author
- Jumat, 7 Februari 2020 | 12:32 WIB
Menkes, dr Terawan (batik kuning)  membuka Rakornas dan Seminar Nasional (Istimewa)
Menkes, dr Terawan (batik kuning) membuka Rakornas dan Seminar Nasional (Istimewa)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Gerakan multisektor lewat intervensinya terbukti efektif meningkatkan 70 persen peran dalam masyarakat dalam rangka mendukung penurunan angka stunting atau kekerdilan. Adapun dari sekian banyak gerakan-gerakan multisektor ini beberapa diinisiasi oleh lembaga atau organisasi keagamaan.

Menteri Kesehatan (Menkes), Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad usai membuka Seminar nasional Muhammadiyah Membangun Kesehatan Bangsa dan Rakornas 2020 'Menyehatkan Indonesia Mencerahkan Semesta' di Hotel Eastparc menuturkan sektor kesehatan sangat membutuhkan elemen dan organisasi keagamaan untuk bersinergi menjalankan dan target-target peningkatan kesehatan masyarakat.

Menkes kemudian berharap Muhammadiyah mampu berperan aktif dalam rangka menginisiasi gerakan kesadaran masyarakat membangun derajad kesehatan. "Tidak hanya stunting saja, ada empat hal isu strategis terkait kesehatan seperti menekan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI), perbaikan dan penguatan sistem Jamkes serta terkait obat dan alat kesehatan," jelas Menkes.

Adapun program-program multisektor yang efektif di masyarakat seperti Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan beberapa program lain.

Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed menambahkan spirit yang dibangun masyarakat untuk sehat adalah bagian dari pelayanan. "Kesehatan merupakan investasi untuk membangun bangsa yang kuat. Kesehatan merupakan bagian dari bisnis sosial yang tidak sekedar provider tetapi server atau pelayanan masyarakat," jelasnya.

Banyak hal yang masih menjadi Pekerjaan Rumah bersama terkait pelayanan kesehatan di antaranya kritikan dan usulan terkait pelayanan kesehatan serta antisipasi dan pencegahan penyakit.

"Pelayanan kesehatan maksimal adalah kewajiban namun membangun masyarakat yang sehat jauh lebih penting. Maka membangun bangsa yang sehat dengan kebiasaan hidup sehat," urainya. (Aje)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X