YOGYA, KRJOGJA.com - Selain kawasan destinasi wisata, pusat oleh-oleh juga memiliki potensi kemacetan lalu lintas. Bus pariwisata yang masuk di kawasan pusat oleh-oleh pun perlu ada solusi untuk mengantisipasi hal tersebut.
Anggota Komisi C DPRD Kota Yogya Sigit Wicaksono, menyebut salah satu kawasan pusat oleh-oleh yang kerap dilanda kepadatan lalu lintas akibat keberadaan bus pariwisata ialah Patuk. "Saya mengamati langsung bagaimana kepadatan di sana saat libur akhir pekan kemarin. Harus ada langkah strategis agar seluruh kepentingan masyarakat dapat terakomodir," tandasnya, Minggu (31/7/2022).
Dirinya tidak melarang bus pariwisata masuk kawasan sentra oleh-oleh. Hanya, jika bus pariwisata diperbolehkan masuk di sana maka pemilik toko oleh-oleh hendaknya menyediakan tempat parkir memadai bagi kendaraan berukuran besar. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab pengusaha dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Ketika tidak ada tempat parkir yang proporsional, maka kendaraan terpaksa parkir di bahu jalan. Akibatnya, pengguna jalan yang lain harus ikut menanggung dampak dari keruwetan lalu lintas.
Khusus di kawasan Patuk, politisi Partai NasDem ini menilai beban jalan sudah cukup berat karena luasannya terbatas. Sehingga ketika ada kendaraan berdimensi besar di sentra bakpia itu, maka kepadatan tidak akan terhindarkan. "Kita harus memikirkan kepentingan semua pengguna jalan. Makanya perlu ada solusi agar persoalan serupa tidak terus berulang," imbuh Sigit.
Selain penyediaan tempat parkir memadai bagi kendaraan berdimensi besar oleh pengusaha oleh-oleh, solusi lain ialah pemanfaatan transportasi publik atau shutle bus untuk menjangkau kawasan tersebut. Bus pariwisata tetap parkir di tempat khusus parkir (TKP) selanjutnya penumpang diteruskan menggunakan armada penghubung untuk menuju pusat oleh-oleh. Hanya, solusi tersebut butuh komitmen kuat antara pemegang kebijakan dengan pelaku pariwisata.
Sigit menambahkan, upaya lainnya yang bisa ditempuh ialah penerapan manajemen rekayasa lalu lintas secara insidental. Terutama ketika akhir pekan atau libur panjang dengan membuat rute jalan searah di berbagai titik. "Beberapa kota tujuan wisata juga menerapkannya. Seperti di Batu dan Malang, ketika akhir pekan banyak jalan dibuat searah. Itu semua sebenarnya tinggal mengaplikasikan, saya yakin kajiannya juga sudah ada. Terutama untuk kawasan Patuk yang harus ada solusi segera," katanya. (Dhi)