diy

BKKBN RI Optimalisasi Atasi Stunting Melalui Program 'DAHSAT'

Minggu, 29 Mei 2022 | 23:37 WIB
Pj Bupati Drs Tri Saktiyana (empat kiri) menyerahkan Bantuan Program Dahsat disaksikan Sestama BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto (foto: asrul sani)

KULONPROGO, KRJOGJA.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI mendukung penuh upaya optimalisasi penurunan angka stunting yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo. Salah satu dengan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT), sehingga pemkab setempat optimis tahun 2024 angka penurunan stunting bisa melebihi target nasional 14 persen. Apalagi pada 2021 angka stunting di kabupaten ini tinggal 14,9%. Artinya hanya tinggal menyisakan sembilan persen.

Menurut Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN RI Drs Tavip Agus Rayanto MSi, salah satu penyebab stunting gizi kronis. Pemerintah punya program bantuan biskuit atau makanan padat. Namun hasil evaluasi tingkat ketercapaian atau akurasi sasarannya masih rendah.

"Ternyata lidah masyarakat Indonesia tidak  semuanya bisa menerima biskuit secara baik, meski kandungan gizinya sudah dipastikan bagus," kata Tavip dalam Promosi dan KIE Program Bangga Kencana berupa penyerahan bantuan Bapak Asuh Kepada Keluarga Beresiko Stunting di Pendopo Pedukuhan Kroco Kalurahan Sendangsari Kapanewon Pengasih, Sabtu (28/5/2022).

Dalam upaya pemerataan gizi, Kementerian Kesehatan tidak hanya memproduksi makanan pabrikan (biskuit) tapi juga diperkuat makanan berbasis menu lokal dengan kadar gizinya sudah melalui penilaian, khususnya kandungan proteinnya sangat dibutuhkan anak-anak. "Distribusi menu lokal diharapkan betul-betul tepat sasaran dan bisa diterima lidah masyarakat Indonesia melalui satu pola DAHSAT," ujarnya.

Pihaknya berharap 55 penerima bantuan dengan rincian 30 anak warga Kalurahan Sendangsari dan 25 anak warga Kalurahan Bugel Kapanewon Panjatan bisa tercover.

"Bantuan berbentuk makanan senilai Rp 10 ribu perhari diberikan selama enam bulan tersebut diharapkan bisa memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan anak-anak," tuturnya.

Tavip mengakui upaya menekan angka stunting tidak mudah, karena tidak selalu identik dengan kemiskinan tapi juga dipengaruhi pola asuh.

"Mumpung ada pak Pj Bupati bisa memperkuat komitmen Kepala BKKBN RI, Pak Hasto Wardoyo. Kami yakin capaian penurunan angka stunting di Kulonprogo akan lebih baik dibanding target nasional, kerangka keadilan sosial bisa tercapai di Kulonprogo," jelasnya.

Sementara itu Pj Bupati setempat Tri Saktiyana menyampaikan terimakasih pada BKKBN turun ke pelosok-pelosok mensosialisasikan penanganan stunting secara baik. Hal tersebut selaras dengan petunjuk yang diembannya sebagai Pj Bupati, fokus pengentasan kemiskinan di Kulonprogo. Meskipun ungkapnya stunting tidak selalu identik dengan kemiskinan.

Pihaknya optimis penanganan dan pencegahan stunting bisa maksimal, mengingat di Kulonprogo sudah ada Program DAHSAT dengan tiga pola yakni pola sosial free, pola komersial dan kombinasi pola pertama dan kedua. "Prinsipnya penerapan ketiga pola tersebut akan mengarah kerangka keadilan sosial dalam perbaikan gizi warga," tegasnya. (Rul)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB